Kanal24, Malang – Tren penggunaan Quick Response Code Indonesia (QRIS) semakin meningkat di masyarakat. Saat ini, warung-warung kaki lima di pinggir jalan pun telah menerapkan QRIS sebagai salah satu sistem pembayarannya. Efisiensi dalam sebuah transaksi ekonomi pun semakin meningkat.
Perkembangan teknologi di dunia semakin berlarian. Satu per satu negara di dunia mulai mengejar ketertinggalan dari negara lain, salah satunya Indonesia. Perkembangan teknologi yang semakin cepat juga menjamah pada sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi. Salah satunya, adalah QRIS.
Sejatinya, QRIS bukanlah sebuah instrumen pembayaran seperti kartu debit, kartu kredit, ataupun uang elektronik. QRIS hanyalah sebuah sistem/ cara penggunaan instrumen pembayaran. Kemudahan dalam penggunaanya menjadi hal yang utama. Masyarakat menjadi lebih aktif karena QRIS dianggap lebih cepat, mudah, dan juga murah.
Luasnya jaringan penggunaan metode pembayaran baru ini sampai pada pelaku UMKM. Sudah banyak pelaku UMKM, salah satunya pedagang kaki lima di Kota Malang yang sudah menerapkan QRIS sebagai salah satu metode pembayarannya. Data yang dihimpun – pada Agustus – dari Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan bahwa sudah ada 20,82 juta merchant pengguna QRIS.
Teknologi teranyar ini mengharuskan pengguna untuk memanfaatkan kameranya untuk memindai kode QR sebagai mekanisme pembayaran. Mereka harus membuka Aplikasi Mobile Banking dan dompet digital masing-masing yang terintegrasi. Gebrakan ini mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran tanpa menggunakan uang konvensional ataupun kartu debit.
Data dari Bank Indonesia, per Agustus 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Agustus 2022 tumbuh sebesar 43,24% secara tahunan atau year on year (yoy). Secara spesifik, volume transaksi QRIS tumbuh 184% secara tahunan. Angka ini mencapai 91,73 juta transaksi dengan nilai fantastis sebesar Rp9,66 triliun.
Metode pembayaran ini nyatanya dilirik serius oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo, pada (29/8) meluncurkan sistem pembayaran QRIS antarnegara. Dengan ini, masyarakat lokal bisa berbelanja dengan mudah di negara lain. Tercatat ada empat negara di ASEAN, yaitu Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Presiden juga menginstruksikan untuk mengkoneksikan QRIS antarnegara ini dengan UMKM di Indonesia. Hal ini tentunya mempermudah transaksi pariwisata dan perdagangan UMKM. Dengan diluncurkannya sistem pembayaran antarnegara ini, Indonesia berkontribusi dalam penciptaan ekosistem ekonomi digital.
Secara umum, QRIS memudahkan pelaku usaha untuk sistem pembayarannya. Hal ini mengurangi pembayaran secara tunai. Potensi QRIS tentunya akan mendongkrak industri retail, UMKM, dan pelaku usaha lainnya. Peluang besar ini tentunya harus dimanfaatkan dengan baik.
Tingginya tren QRIS di masyarakat membawa harapan dalam mewujudkan inklusi keuangan masyarakat. Kinerja sistem pembayaran ini tentunya akan meningkat dengan banyaknya pengguna di Indonesia.(raf)