KANAL24, Malang- Pemulihan ekonomi pasca erupsi Semeru pada ahir tahun 2021 menjadi perhatian semua pihak baik pemerintah maupun kalangan lain termasuk perguruan tinggi. Salah satunya Universitas Brawijaya yang memiliki program Doktor Mengabdi yang bergerak hingga wilayah Semeru. Mengambil lokasi di Candipuro Lumajang tim Doktor Mengabdi yang diketuai oleh Hery Toiba SP., MP., PhD beserta timnya membantu kelompok tani ‘Mitra Tani” Desa Candipuro dalam bidang pertanian.
“Dari data yang dirilis BNPB kerusakan area pertanian akibat erupsi Semeru mencapai 161,5 hektare dan ini menjadi salah satu persoalan bagi petani ketika akan bangkit denga lahan yang terbatas,” kata Hery Toiba dalam wawancara dengan kanal24.co.id, Jum’at (21/10/2022).
Dari kondisi tersebut Hery kemudian berdiskusi dengan timnya untuk dapat membantu memberikan alternatif metode pertanian yang lebih efisien dengan lahan terbatas, resiko terkena hama lebih rendah dengan kualitas tanam lebih terjamin.
“UB melalui program Doktor Mengabdi ini masuk untuk menyodorkan alternatif metode pertanian yang lebih hemat lahan namun dengan kaulitas tanam dan hasil yang setara atau lebih baik dari kondisi semula. Ini yang menjadi fokus kami,” lanjutnya.
Timnya melakukan inisiasi pembuatan greenhouse dengan sistem irigasi tetes di level kelompok tani. Tanaman yang di budidayakan pada program ini adalah tanaman melon dan paprika yang sebelumnya belum pernah ada didaerah tersebut.
“Greenhouse ini kami pilihan karena lebih efisien dan hemat air dengan metode irigasi tetes namun hasilnya untuk komoditi melon dan parika lebih bagus. Ini yang kami kerjakan dengan Kelompok tani Mitra Tani yang ada di Dusun Panggung Lombokidul Candipuro ini,” imbuh Hery.
Hasil dari inisiasi ini tidak sia-sia karena pada tanggal 8 Oktober 2022 telah dilakukan panen perdana bersama dengan tim LPPM UB. Dari hasil panen tersebut menunjukkan bahwa komoditas tersebut dapat di budidayakan di daerah tersebut dengan memodifikasi lingkungan melalui greenhouse dan irigasi tetes.
Keberhasilan program ini dapat dilihat dari antusiasme warga pada saat sosialisasi yang dihadiri oleh kepala desa dan penyuluh pertanian setempat. Kelompok Tani Mitra Tani akan menjadi pelopor budidaya melon hidroponik di daerah tersebut. Program ini memunculkan inovasi petani dalam budidaya pertanian di era modern, terkhus pasca erupsi gungung semeru.
“Antusias mereka tinggi sejak saat sosialisasi hingga masa panen dan semoga langkah dari program Doktor Mengabdi ini ikut memberikan kontribusi harapan bagi mereka untuk dapat bangkit kembali pasca erupsi,” pungkas Hery. (sdk)