Kanal24, Malang – Tahun 2022 menjadi tahun yang dinantikan oleh mahasiswa Program Vokasi. Hal ini dikarenakan Program Vokasi mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yaitu Indonesian International Students Mobility Awards Vokasi (IISMA VO).
Jika selama ini IISMA boleh lintas jurusan, sementara IISMA VO hanya diperkenankan untuk program Vokasi. Penerima beasiswa IISMA VO di Inggris, Lucy mengaku mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti program IISMA VO.
Lucy menjelaskan bahwa ada tiga skema yang harus dilalui sebelum mendaftar, yaitu magang penuh, magang pertukaran, dan kelas. Magang yang dimaksud Lucy, yaitu industrial visit. Mahasiswa yang mengikuti IISMA berada di kelas terlebih dahulu untuk mencatat, lalu melakukan kunjungan ke industri.
“Di Inggris, 1 modul ada 2 dosen. Satu dosen untuk lecture dan satu dosen lagi untuk seminar. Kalo lecture untuk kelas besar yang berisi mahasiswa nasional dan internasional. Sementara, dosen untuk seminar mengajar grup kelas yang sudah dibagi. Nah, kalo di seminar, ada banyak study case untuk essay dan lain sebagainya. Kita diajarkan critical thinking,” jelas Lucy.
Menurut Lucy, perbedaan belajar di Indonesia dan di Inggris adalah disiplin. Salah satunya yang paling beda adalah jika di Indonesia dosen masuk setelah mahasiswa. Maka, di Inggris, dosen masuk terlebih dahulu dan mahasiswa mengikuti. Lalu, mahasiswa yang masuk cukup tap kartu absen dan tidak ada pemanggilan nama mahasiswa satu per satu dengan durasi belajar satu jam.
Selain Lucy, ada penerima beasiswa IISMA, Fajri yang mengatakan bahwa ia baru satu bulan berada di Korea Selatan, ia bersama teman-temannya telah mengunjungi sekitar 10 tempat yang ada di Korea Selatan. Selain aktivitas wisata, penerima beasiswa juga berpartisipasi di berbagai acara yang kedepannya akan membawa nama Indonesia. Ia juga telah mengunjungi industri, khususnya hospitality dan konvensi.
“Untuk program yang lagi saya jalani, sama sih industri experience and class. Jadi, sebulan sampai satu setengah bulan ke depannya, kita akan di kelas, sedangkan sisanya sampai pulangnya, kita ke Indonesia kebanyakan akan ada kunjungan ke industri,” terang Fajri.
Fajri juga menambahkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah mahasiswa melakukan presentasi. Hal ini mengajarkan mahasiswa untuk berpikir lebih jauh lagi dan memanfaatkan berbagai sumber, tanpa jeda hari. Berbeda dengan di Indonesia yang memberikan durasi waktu pengerjaan harian untuk menyelesaikan. Sementara, di Korea Selatan, mahasiswa mendapatkan kesempatan menyelesaikan tugas yang diberikan selama beberapa menit untuk kemudian dipresentasikan.
Selain itu, Fajri juga bergabung dengan salah satu komunitas di Korea Selatan. Komunitas tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan international student dan juga mahasiswa Korea Selatan untuk saling mengenal. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan adalah mahasiswa Korea Selatan dapat memperkenalkan makanan dan budaya Korea Selatan kepada mahasiswa luar Korea Selatan.
Lucy dan Fajri mengaku bangga menjadi penerima beasiswa IISMA VO dan berharap mahasiswa Program Vokasi lainnya juga termotivasi untuk mengikuti beasiswa IISMA VO untuk mendapatkan kesempatan belajar ke luar negeri.