KANAL24, Malang – Pendampiangan peternak agar memiliki kemandirian dalam bidang pakan oleh tim Matching Fund UB tidak sebatas pada pelatihan pembuatan pakan saja, namun juga pengembangan sistem manajemen ternak. Hal tersebut diungkapkan Ketua Pelaksana Tim MF UB Dr. Sugiarto dalam perbicangannya dengan kanal24.co.id.
“Kami masuk ke Desa Selur tidak hanya untuk mengadakan pelatihan saja namun juga mambantu dengan pengembangan teknologi terutama manajemen informasi peternakan,” ujar Sugiarto, Rabu (2/11/2022).
Nantinya sistem informasi manajemen ternak yang nantinya menggunakan aplikasi yang dapat diakses melalui perangkat komputer maupun android. Aplikasi ini akan memberikan gambaran tentang jumlah populasi ternak kambing dan sapi di desa Selur serta berapa kandungan nutrisi dalam pakan ternak olahan mandiri berbasis bahan lokal. Perkembangan populasi dan mutasi ternak dari dan keluar wilayah akan dapat dipantau melalui aplikasi ini dengan menggunakan teknologi QR Code yang disematkan di ear tag di masing-masing ternak. Kedepannya, aplikasi ini akan dikembangkan untuk kebutuhan perkembangbiakan ternak, agar tidak terjadi perkawinan sedarah antar ternak.
Sugiarto beralasan bahwa sistem ini penting bagi peternak agar mereka dapat melakukan pembiakan ternak dengan lebih efisien, terdata dengan hasil yang lebih baik.
“Tujuan dari aplikasi ini tentunya agar peternak mampu melakukan pembiakan ternak dengan lebih baik dari sisi nutrisi dan lainnya dengan pendekatan data teknologi,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya Kelompok Tim Matching Fund UB yang dipimpin Dr. Sugiarto telah melakukan pelatihan pembuatan pakan ternak dengan bahan lokal kepada warga Desa Selur Ponorogo. Selain pelatihan UB juga memberikan bantuan 96 drum biru kapasitas 150 liter kepada 46 kelompok peternak dan BUM Desa melalui Kepala Desa Selur.
Tujuan dari pelatihan ini adalah terciptanya hubungan kemitraan yang berkelanjutan antara gabungan kelompok peternak (Gapoknak) di desa Selur dengan Universitas Brawijaya yang diwujudkan dalam kesepakatan kerja sama pengembangan Sekolah Lapang yang akan diajukan pemerintah Desa Selur kepada LPPM Universitas Brawijaya. Keberadaan Kandang Pinus milik Gapoknak Desa Selur yang selama ini menjadi tempat pembiakan dan percontohan ternak kambing PE (Peranakan Etawa) dan peranakan Boer diharapkan dapat menjadi pusat Sekolah Lapang ini.
Ke depan predikat Goedang Mendo untuk Desa Selur akan dapat segera terwujud dengan dukungan peternak yang unggul dan Sekolah lapang yang digagas oleh tim MF LPPM UB, Pemerintah Desa Selur dan Gapoknak.(sdk)