KANAL24, Malang – Kota Malang mempunyai kurang lebih 50 UMKM yang bergerak di bidang pengolahan ikan. Beberapa olahan ikan yang sering kita jumpai adalah produk-produk olahan ikan berbentuk frozen. Selama kegiatan produksi, ikan masih banyak menghasilkan limbah seperti tulang dan kepala. Padahal limbah tersebut jika ditumpuk akan mengalami pembusukan yang dapat menimbulkan gas beracun seperti asam sulfide (H2S), amoniak (NH3), dan gas metan. Gas-gas tersebut jika melebihi NAB (50 ppm) dapat mengakibatkan orang menjadi mabuk dan pusing, selain itu juga dapat merusak permukaan tanah dan kualitas air di sekitarnya. Selama ini limbah tulang dan kepala ikan yang dihasilkan oleh UMKM Frozen Food di Kota Malang secara akumulatif mencapai 600 kg/bulan. Oleh karena itu, apabila limbah tulang dan kepala ikan tidak dimanfaatkan dengan tepat akan menimbulkan masalah.
Melalui kegiatan Matching Fund tahun 2022, Prof. Imam Santoso (FTP UB) sebagai ketua menawarkan solusi untuk mengolah limbah tulang dan kepala ikan menjadi bentuk tepung. Program ini berkolaborasi dengan salah satu lembaga pemerintah yaitu Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang untuk mendorong produsen frozen food mampu menghasilkan produk turunan dari by –product yang dihasilkannya.
“Kami melihat tulang dan kepala ikan ini masih terbuang percuma sebagai limbas hasil produksi. Padahal masih dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis juga,” kata Imam Santoso, Jum’at (11/11/2022).
Lebih lanjut guru besar FTP UB ini menjelaskan, tepung merupakan salah satu produk pengawetan yang berasal dari bagian tubuh ikan yang jarang dimanfaatkan dalam bentuk kering dan digiling menjadi tepung. Tepung tulang ikan ini mempunyai nilai gizi yang tinggi, terutama kandungan kalsium dan fosfor, sehingga mampu memberikan dua keuntungan sekaligus, yaitu meningkatkan nilai tambah limbah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Baca Juga
Program Matching Fund UB Latih Gapoktan Desa Selur Mandiri Pakan Ternak
Pada kegiatan ini, produsen frozen food sejumlah 35 dilatih dan didampingi tentang cara mengolah limbah tulang dan kepala ikan. Kegiatan pelatihan dilakukan di Laboratorium Kewirausahaan FTP UB dengan mendatangkan produsen frozen food. Kegiatan ini terdiri dari serangkaian kegiatan praktik pembuatan tepung tulang dan pemanfaatan tepung tulang untuk fortifikasi produk frozen food.
Menurut hasil testimoni peserta pelatihan, produk frozen food yang di fortifikasi tepung tulang mampu menghasilkan aroma ikan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan produk frozen biasanya. Selain itu, rasa ikan yang dihasilkan juga semakin kuat, sehingga banyak produsen frozen food yang tertarik untuk mengolah tulang menjadi tepung mengingat proses pembuatan tepung yang relative mudah. Peralatan yang digunakan juga mudah ditemui yaitu oven dan grinder.
Kedepan diharapkan, produsen frozen food mampu mengolah limbah tulang dan kepala ikan yang dihasilkan selama kegiatan produksi secara mandiri, sehingga mampu meningkatkan kebermanfaatan limbah dan mampu menghasilkan produk frozen yang bernilai gizi tinggi.
“Harapan kami dari UB setelah kegiatan ini, para pelaku UKM Frozen mampu mengolah sendiri sehingga mereka mendapatkan produk baru dan menambah varian produk dari yang selama ini sudah ada,” pungkas Imam. (sdk)