Kanal24, Malang – Perubahan suhu lingkungan dalam 10 tahun ke depan menjadi sebuah ancaman global. Hal ini menjadi dasar dari the 6th University Consortium SEARCA Summer School Program mengangkat tema ‘Diversification of Crops, Mixed Cropping and Risk Management in Smallholder’s Agriculture in the Context of Climate Change’. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya dan L’Institut Agro Montpellier.
Pembukaan Summer School 2022 sekaligus seminar digelar di Banquet Room MC 1.1 dan 1.2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) pada Senin (14/11/2022) dengan tujuan untuk memberi bekal kepada 33 mahasiswa pascasarjana dari negara-negara anggota UC SEARCA, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Prancis.
Peserta dari luar negeri ada 17 peserta dan dari Indonesia ada 16 peserta. Peserta dari Indonesia tidak hanya dari UB, tapi juga dari Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Bogor.
Koordinator Acara, Irfan Mustafa, S.Si, M.Si, Ph.D. mengatakan bahwa mahasiswa pascasarjana yang mengikuti Summer School 2022 ini adalah mereka yang memiliki kemampuan di bidang lingkungan, ekonomi pertanian, dan juga agrikultur.
“Summer School ini dirancang untuk membangun kompetensi mahasiswa pascasarjana dalam studi pedesaan, pertanian, dan pengelolaan sumber daya alam tentang pentingnya pendekatan interdisipliner dalam menangani masalah ketahanan pangan dan gizi di Asia Tenggara untuk pembangunan berkelanjutan,” jelas Koordinator Acara, Irfan Mustafa.
Mahasiswa pascasarjana ini akan mengikuti Summer School selama dua minggu, dari 14 hingga 26 November 2022. Mereka akan menghabiskan tiga hari di kelas yang ada di lingkungan UB dan sepuluh hari berikutnya akan bertamasya di pedesaan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Mereka akan mengembangkan penilaian multidisiplin di daerah pedesaan dengan dukungan staf ilmiah yang berpartisipasi dalam Summer School.
“Summer School SEARCA ini kembali dilaksanakan setelah 2 tahun tidak dilaksanakan karena Summer School ini memang harus real life, sehingga pada waktu pandemi berhenti semua,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi, Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S.
Dr. Ir. Moch Sasmito Djati menambahkan topik Summer School 2022 adalah semua holder agrikultur petani kecil yang akan dilaksanakan di Banyuwangi dan para mahasiswa yang mengikuti Summer School ini akan tidur di rumah penduduk dan tidak ada yang diistimewakan. Selain itu, mereka berangkat menggunakan kereta api ekonomi.
Sebagai koordinator acara, Irfan Mustafa juga menjelaskan bahwa kegiatan ini juga melibatkan sumber daya dari masyarakat yang ada di Kabupaten Banyuwangi, seperti akomodasi dan konsumsi. Sehingga masyarakat Banyuwangi khususnya Desa Kemiren akan mendapatkan keuntungan secara ekonomis. Selain itu, di akhir acara nanti para peserta ini akan mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan pimpinan dan masyarakat Banyuwangi. Sehingga, mereka dapat menerapkan hasil penelitian mahasiswa Summer School 2022 terutama untuk manajemen pertanian. (nid)