Kanal24, Malang – Tim dosen Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung upaya peningkatan disability awareness melalui psikoedukasi dan psikodrama.
Anggota kelompok tim pengabdian masyarakat dosen psikologi FISIP UB antara lain Yuliezar Perwira Dara, M. Psi., Faizah, M. Psi., Ulifa Rahma, M. Psi., dan Ziadatul Hikmiah, S. Pd., S. Psi., M. Sc.
Kegiatan tersebut telah diselenggarakan di SMPN 10 Kota Malang, Jawa Timur dengan peserta yang berasal dari siswa kelas 7 hingga kelas 9 pada 15 November 2022. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan sosial sebaya yang supportif bagi siswa disabilitas di sekolah.
Terkait dengan penjelasan mengenai ragam dan ciri siswa di sekolah yang memiliki kebutuhan khusus disampaikan melalui sesi psikoedukasi oleh Ziadatul Hikmiah.
Siswa berdiskusi secara diskusi berkelompok, mengenai ragam kebutuhan khusus siswa dan hambatannya (Dok.Departemen Psikologi FISIP UB)
Sesi kedua, yaitu psikodrama dipandu oleh Faizah dan Ulifa Rahma. Sesi psikodrama ini mengangkat permasalahan pertemanan yang dialami siswa dengan teman disabilitas di sekolah.
Dalam sesi ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta untuk menyusun naskah drama. Selanjutnya kelompok secara bergiliran memperagakan peran yang sudah disusun dalam naskah.
Melalui kegiatan bermain peran tersebut terungkap beberapa masalah yang dialami oleh siswa ketika berinteraksi dengan teman disabilitas di kelas, antara lain lambatnya siswa dalam merespon atau mengerjakan tugas, gurauan yang bisa menyakiti perasaan, pemilihan anggota kelompok belajar, sikap negatif orangtua terhadap siswa disabilitas dan lain sebagainya.
Melalui psikodrama, siswa belajar ikut merasakan kesedihan, maupun kesulitan teman disabilitas. Tidak hanya itu, siswa juga belajar menyampaikan ide mengenai bentuk-bentuk dukungan kepada teman disabilitas dan cara memahami hambatan yang mereka alami.
Terkait dengan cara untuk menjalin pertemanan yang saling mendukung dengan teman disabilitas sehingga bisa menyelesaikan masalah belajar dikelas, diberikan melalui sesi brainstorming yang dipandu oleh Yuliezar Perwira Dara.
Seluruh kegiatan tersebut diharapkan dapat membuat siswa semakin bertambah pengetahuannya mengenai keberagaman dan kebutuhan teman disabilitas. Melalui pemahaman tersebut siswa dapat membangun sikap empati dalam bersosial dengan sebaya baik di sekolah maupun di masyarakat umum.
Kepala SMPN 10 Kota Malang Mokhamad Syaroni menyambut hangat dan terbuka kegiatan tersebut. Menurutnya, SMPN 10 Kota Malang merupakan sekolah inklusif yang memiliki perhatian besar atas tumbuh kembang dan pencapaian peserta didik, terutama siswa disabilitas.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah inklusi, pihaknya tidak hanya mempersiapkan pemahaman guru dan penyesuaian program sekolah, melainkan juga perlu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman khususnya interaksi teman sebaya.
Kepala SMPN 10 Kota Malang juga mengharapkan adanya keberlanjutan dan kerjasama dengan Departemen Psikologi FISIP UB terkait dengan upaya peningkatan disability awareness, tidak hanya dikalangan guru tetapi juga orang tua wali murid. (din)