KANAL24, Malang – Menjalankan sebuah bisnis tidak hanya membutuhkan keberanian namun juga harus dibarengi dengan kemampuan manajerial agar bisnis tersebut dapat berjalan langgeng. Salah satu kemampuan manajerial dalam mengelola bisnis adalah pengetahuan mengenai Bisnis Model Canvas atau (BMC).
Pemahaman mengenai BMC ini menjadi perhatian Tim Pengabdian Dosen Fakultas Pertanian UB terutama bagi para pengurus BUMDes. Salah satu anggota tim Dr. Tri Wahyu Nugroho menjelaskan pemahaman mengenai BMC penting dimiliki oleh pengurus BUMDes agar mereka mengetahui pola bisnis yang akan dimasukinya.
“BMC ini penting dipahami karena sebuah bisnis memiliki beberapa pihak yang terkait seperti pemasok, pelanggan, pesaing dan lainnya. Dengan memahami BMC maka pelaku bisnis dapat mengetahui model bisnisnya beserta berbagai hal terkait lainnya,” kata Wahyu, Rabu (23/11/2022).
Untuk itu beserta tim yang terdiri dari Dr. Tri Wahyu Nugroho, Hery Toiba Ph.D dan Dr. Syafrial terjun langsung ke Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang untuk memberikan pelatihan mengenai BMC kepada pengurus BUMDes. Wahyu mengatakan timnya memilih desa ini karena Desa Gondowangi memiliki karakter budaya yang kuat dan dapat dijadikan sebagai entitas bisnis berbasis masyarakat.
“Desa Gondowangi ini peluangnya banyak, apalagi mereka masih memegang banyak budaya lokal seperti wayang krucil, diskusi dengan Kades mengenai komidtas yang akan ditanam dan lainnya. Ini menarik jika kemudian dibarengi dengan pemahaman BMC,” lanjutnya.
Berbagai peluang bisnis dapat diciptakan di Desa Gondowangi, dari bisnis wisata, padi unggulan, air bersih, juga pengolahan sampah. Padi unggulan menjadi salah satu bisnis yang difokuskan oleh BUMDes di Desa Gondowangi untuk mencapai ketahanan pangan lokal dan harga beli padi yang lebih tinggi.
Dalam pelatihan BMC tersebut tim dosen FP UB menjelaskan secara detil konsep BMC beserta dengan contoh kasus yang dapat dipelajari oleh para pengurus BUMDes. Peserta pelatihan antusias mengikuti materi mengenai BMC dengan aktif mengikuti materi serta sesi diskusi.
Lebih lanjut Wahyu menyebut bahwa Desa Gondowangi ini berpeluang untuk mengelola banyak usaha mulai pertanian, kegiatan budaya lokal hingga menjemen event berbasis budaya. Dengan Bisnis Model yang tepat maka peluang ini dapat dijalankan dengan berbagai tahapan yang jelas dan dapat dimengerti oleh pelaku usaha.
“Kami melihat peserta antusias mengikuti materi ini karena wawasan dalam perencanaan dan pelaksanaan sebuah usaha. Apalagi sebetulnya mereka sudah memiliki modal sosial dan dukungan kebijakan yang penuh dari Pemerintah Desa,” pungkas Wahyu.
Tim Pengabdian Dosen Fakultas Pertanian berharap dengan pelatihan mengenai Bisnis Model Canvas ini BUMDes Desa Gondowangi dapat mengeksekusi berbagai peluang yang ada dengan lebih baik dan dapat membuka peluang kerja bagi warganya. (sdk)