Kanal24 – Dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan nasional berkelanjutan, Universitas Brawijaya melalui Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) membuat kegiatan focus group discussion (FGD) dengan beberapa pelaku usaha dan startup di Jawa Timur pada Hari Kamis (24/11/2022).
Kegiatan ini mengangkat tema “Sinergi Dunia Usaha dan Kampus Lewat Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam Mendukung Pengembangan Kreativitas Civitas Akademik dan Masyarakat secara Berkesinambungan”. Acara ini diawali dengan penadatanganan MoU antara UB dengan pelaku usaha sebagai bukti awal dari Kerjasama anatara dua pihak.
Ketua pelaksana acara, Showfan, SE., M.Si mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi tempat bertukar informasi dari dunia kampus yang menyediakan sumbangan pemikiran dan dunia usaha yang memiliki kewajiban dalam melakukan CSR (Corporate Social Responsibility) serta memiliki sumber daya untuk mengatasi berbagai problematika sosial di masyrakat.
“Dunia kampus adalah dunia yang banyak teori dan dunia usaha adalah tempat dimana apa yang dipelajari di kampus bisa di terapkan di dunia nyata gampangnya untuk mengatasi problematika yang ada di masyarakat. Kolaborasi ini jika berhasil dapat mengatasi berbagai masalah karena kalau hanya satu pihak saja yang bergerak maka akan mengalami kesulitan,” ungkap Showfan.
Forum FGD ini mengundang dua pemateri Dr. Anggun Trisnanto Hari Susilo, M. IDEA sebagai perwakilan dari dunia kampus dan Jhon Hardi ST., M.SM., C.SM., CSR.A. perwakilan dari dunia usaha.
Anggun memberikan pengalamannya mengenai kegiatan KKN di Desa Merak, Situbondo. Program yang ia lakukan ini menjadi contoh bahwa kerjasama antara kampus dengan dunia usaha tidak hanya menyelesaikan masalah di masyarakat tetapi juga bisa membina dan membuat pembangunan yang berkelanjutan. Sedangkan Hardi sebagai perwakilan dari dunia usaha meceritakan serba-serbi mengenai kewajiban perusahaan untuk melakukan CSR.
Sedangkan Jhon Hardi menekankan bahwa CSR bukanlah sekadar tanggung jawab dari perusahaan namun kepekaan sosial bagi sesama manusia. Oleh karena itu kegiatan CSR yang baik seharusnya memiliki aspek keberlanjutan dalam pelaksanaanya. Ada dalam beberapa kasus kegiatan CSR tidak memiliki kontinuitas dan tidak tepat sasaran
“Kalau kita melihat CSR sebagai tanggung jawab dimana perusahaan melakukan hal tersebut karena adanya sebuah peraturan, tetapi CSR diartikan sebagai kepekaan tanpa adanya aturan selama perusahaan tersebut aktif maka dia wajib memperhatikan lingkungan baik internal maupun eksternal. Cara merubah mindsetnya harus banyak dilibatkan dan diajak diberikan informasi. Sekarang sudah ada tapi masih belum masif “ jelas Hardi
Output dari kegiatan ini diharapkan dapat mengumpulkan semua stakeholder tidak hanya dari dunia kampus dan dunia usaha tapi juga pemerintah dan startups baru. Dengan begitu pengambilan input dari semua pihak dapat menciptakan program CSR yang komprehensif, yang dapat menjawab isu sosial dan isu lingkungan untuk menyokong pembangunan berlanjut dalam masyarakat.(aan)