Kanal24, Malang – Tim penelitian lintas fakultas UB mengembangkan sistem listrik portable berbasis tenaga surya di Clungup Mangrove Conservation (CMC), Kabupaten Malang. Teknologi terbaru sebagai upaya menyuplai listrik kapasitas harian maksimal 500 watt. Pengabdian ini sebagai bagian usaha mengembangkan energi terbarukan di Pesisir Malang Selatan.
Tim penelitian ini didanai oleh Hibah Keilmuan LPDP RI. Keanggotaan tim diketuai oleh M. Fauzan Edy Purnomo, Ph.D yang berasal dari Teknik Elektro, FT UB. Tak hanya dari Fakultas Teknik, tim ini juga beranggotakan Dhira K. Saputra yang berasal dari FPIK dan Akhmad Zainuri, FT UB.
Clungup Mangrove Conservation (CMC) merupakan salah satu destinasi wisata bahari dengan prinsip ekowisata. Pantai sekaligus pusat konservasi mangrove ini dikategorikan ekowisata bahari. Prinsip yang dikedepankan ialah prinsip keberlanjutan sumber daya alam yang mampu memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat maupun konservasi lingkungan.
Instalasi dan ujicoba Listrik Portabel terbarukan di Studio Despro, Teknik Elektro UB. (Dok. Tim Peneliti CMC)
Pengabdian yang berbasis teknologi ini sejalan dengan CMC yang terpilih sebagai pilot project nasional untuk proyek Kalkulator Jejak Karbon (Carbon Footprint Calculator) Kemenparekraf RI. Sebagai destinasi percontohan, CMC diharapkan mampu menunjukkan implementasi pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) sebagai nilai tambah atraksi wisata yang ada.
Melalui program ini, UB juga mendukung program pemerintah Indonesia akan dukungan Pembangunan Rendah Karbon dan Net Zero Emission sebagai agenda prioritas mulai Tahun 2020. Program ini menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui transisi ke energi baru terbarukan (EBT).
Sistem yang dikembangkan oleh akademisi UB ini terdiri dari stasiun konversi listrik tenaga matahari (PLTS). Sistem ini juga dilengkapi dengan perangkat portable yang terhubung dengan stasiun pengisian di pantai. Hal ini tentunya memanfaatkan tenaga matahari sebagai penyuplainya.
Melalui sistem ini, harapannya mampu memenuhi kebutuhan listrik pengelola CMC sebagai bagian dari pengembangan atraksi wisata, sekaligus mencukupi kebutuhan listrik untuk kegiatan pemantauan wilayah. Tentunya akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat, wisatawan, dan lingkungan.
Survey awal bersama masyarakat pengelola CMC untuk rencana desain dan penentuan lokasi instalasi. (Dok. Tim Peneliti CMC)
“Target kegiatan ini selain untuk membantu meringankan beban struktur biaya pengelolaan destinasi, juga sebagai upaya mendukung implementasi energi bersih untuk kegiatan ekowisata bahari dan konservasi sumberdaya pesisir,” jelas Fauzan selaku ketua tim peneliti.
Penelitian ini diharapkan mampu mendukung CMC sebagai lokasi ekowisata percontohan di Malang Raya, Jawa Timur, maupun Indonesia. Hal ini demi upaya dan cita-cita untuk penurunan emisi karbon, sekaligus salah satu upaya konkrit mendukung pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission.(raf)