Kanal24 – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter di beberapa perairan Indonesia.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta (3/1/2023).
Eko menyatakan bahwa gelombang tinggi tersebut kemungkinan terjadi pada tanggal 3-5 Januari 2023, seiring dengan pola angin di wilayah Indonesia.
Menurut dia, pola angin di utara Indonesia cenderung bergerak dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sementara di selatan Indonesia, pola angin cenderung bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-35 knot.
Angin terpantau paling kencang di perairan-perairan di Laut Jawa bagian timur, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Kupang, Laut Sawu, perairan Kupang-Pulau Rote, perairan Pulau Sabu, Laut Timor, Laut Arafuru bagian barat, dan Laut Sawu.
Menurut Eko, angin kencang tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan ombak sekitar 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Pulau Simeulue, Samudra Hindia Barat Aceh-Pulau Simeulue, perairan Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian utara, Selat Ombai-Selat Wetar, perairan timur Bintan, Laut Natuna, perairan Bangka Belitung, Selat Karimata, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian barat, dan perairan utara Jawa Barat.
Kemungkinan terjadinya kondisi yang sama juga ada di perairan selatan Baubau, Teluk Bone, Selat Makassar bagian selatan, perairan selatan Kepulauan Wakatobi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, Laut Maluku, perairan utara Kepulauan Sula, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Raja Ampat-Jayapura, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Jayapura, Laut Banda bagian utara, dan perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru.
Selain itu, ombak sekitar 2,5-4 meter juga berpotensi terjadi di perairan Pulau Enggano, perairan barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa-Bali, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah, Selat Bali, Lombok, Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian utara, perairan utara Kupang-Pulau Rotte, perairan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Jawa bagian tengah-timur, perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur- Kepulauan Kangean, Laut Bali-Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Banda bagian selatan, dan perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru.
Ombak sekitar 4–6 meter juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-NTT, Laut Timor, perairan Pulau Sabu, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Lombok-Sumbawa, perairan barat Pulau Sumba, Laut Natuna Utara.
Eko mengingatkan masyarakat untuk selalu memperhatikan risiko yang tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan yang rentan terkena angin kencang (lebih dari 15 knot) dan ombak tinggi (lebih dari 1,25 meter), kapal tongkang yang rentan terkena angin kencang (lebih dari 16 knot) dan ombak tinggi (lebih dari 1,5 meter).
Selain itu, kapal ferry yang rentan terkena angin kencang (lebih dari 21 knot) dan ombak tinggi (lebih dari 2,5 meter), serta kapal-kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar yang rentan terkena angin kencang (lebih dari 27 knot) dan ombak tinggi (lebih dari 4 meter).