Kanal24, Malang – Masjid Rumah Sakit Umum (RSU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mirip klenteng. Masjid ini berdiri dengan arsitektur khas China dengan dominasi merah. Masjid yang berdiri di kompleks RSU UMM di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini menjadi tempat ibadah umat Islam, terutama pengunjung RSU UMM. Masjid yang diberi nama dengan Masjid Kyai Haji Mamat (KHM) Bedjo Dermoleksono.
Masjid yang terletak di salah satu sudut area RSU UMM ini mirip dengan bangunan Tiongkok dan berada tepat di Jalan Tlogomas no 45, Landungsari, Kabupaten Malang. Jika dilihat dari luar, Masjid KHM Bedjo Dermoleksono ini terlihat tidak biasa. Model bangunannya unik, warnanya khas. Merah, menjadi corak yang identik dengan arsitektur Tionghoa. Atapnya bersusun, meruncing, dan dihiasi corak emas dengan tulisan nama masjid dengan gaya tulisan Bahasa Mandarin.
Masjid KHM Bedjo Dermoleksono ini awal mulanya Mantan Rektor UMM yang saat ini menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP pernah mengisi kuliah tamu di salah satu perguruan tinggi yang ada di China.
“Selesai mengisi kuliah tamu, beliau (Prof Muhajir) melihat hospitalnya seperti di sini dan ramai sekali pengunjungnya, sehingga beliau terkesima atau tertarik untuk membuat rumah sakit seperti itu,” terang Sekretaris Badan Pemakmuran Masjid KHM Bedjo Dermoleksono, Choirul Amin Setyadi, S.H. saat ditemui Kanal24, Selasa (17/01/23).
Sekretaris Badan Pemakmuran Masjid KHM Bedjo Dermoleksono, Choirul Amin Setyadi, S.H. (Sukana/Kanal24)
Haji Choirul menambahkan, Prof. Muhajir tertarik membuat masjid terlebih dahulu. Beliau meniru kebiasaan sahabat rasul, yaitu saat memulai membangun suatu bangunan, ia membangun masjid terlebih dahulu. Sehingga, dibangunlah Masjid di RSU UMM ini setelah pemberian tanah dengan luas kira-kira 14 hektar.
Ide bangunand ari Prof. Muhadjir dan didesain oleh Tim Perencanaan dan Pembangunan Kampus UMM. Jadi, UMM memiliki lembaga dengan nama Tim Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Kampus.
Meski berada di dalam area rumah sakit, jamaah masjid ini lumayan banyak dan masjid ini juga mampu menampung hingga 500 jama’ah. Selain para karyawan, keluarga pasien, musafir, dan warga sekitar juga sering menunaikan ibadah di sini, apalagi pada bulan Ramadhan, para jama’ah semakin ramai berdatangan.
Profil Kyai Haji Mamat (KHM) Bedjo Dermoleksono di Pigora Masjid KHM Bedjo Dermoleksono (Sukana/Kanal24)
Masjid yang memiliki desain unik ini memiliki tiga lantai dan mulai dibangun pada tahun 2009. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Mendikbud Prof. Dr. Bambang Sudibyo dan mulai dipakai sebagai tempat ibadah sejak September 2010.
Lantai dasar masjid ini digunakan untuk TPQ dan Wudhu. Sedangkan, lantai satu dan dua digunakan untuk tempat shalat jama’ah laki-laki dan perempuan.
Meskipun bangunan Masjid KHM Bedjo Dermoleksono ini bentuk bangunannya seperti bangunan Tiongkok, bagian dalam masjid ini justru didominasi warna hijau. Corak tersebut memang identik dengan Islam. Meski demikian, beberapa bagian interior masih kental dengan nuansa Tiongkok.
Pintu masuk juga sengaja dibuat melengkung dengan hiasan pernik keemasan. Karpet dan ia sajadahnya dipilih warna merah, tampak apik berpadu dengan dinding hijau. Di sisi kiri dan kanan terdapat kaligrafi bercorak merah, hijau, sedikit keemasan. Sementara langit-langit masjid tampak begitu unik dengan desain artistik.
Masjid ini sengaja diberi nama Masjid KHM Bedjo Dermoleksono karena KHM Bedjo Dermoleksono merupakan salah satu kyai yang sangat disegani di Malang. Lahir dengan nama Muhammad Bedjo pada tahun 1906, beliau merupakan mubalig mumpuni. Aktivitas sehari-harinya adalah berdakwah dari satu masjid ke masjid lain. Bahkan, ia sampai masuk ke lingkungan sekolah, kampus, serta melakukan ceramah di radio dan media lainnya. (nid/skn)