Kanal24, Malang – Bank Syariah Indonesia (BSI) mendorong generasi muda untuk menjadi pengusaha guna meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan wirausaha serta UMKM. Dalam rangka ini, BSI mengadakan kembali program Onboarding Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2023 secara hybrid. Acara ini akan diadakan di beberapa kota besar, termasuk Malang, dan akan diisi dengan talkshow yang berjudul “Muda Bertalenta, Muda Berwirausaha”.
TWB Edisi Malang digelar di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB) dengan talkshow yang menghadirkan Anang Hery Anshory (Area Manager BSI Malang), Gading Satya Pembayun (KAMI Foundation), Prof. Nurkholis, Ph.D (Direktur BUNA UB 2022-2023), dan Khofifah Aqsha (Co-Founder CentennialZ).
Tangkap layar dari kiri ke kanan Gading Satya Pembayun (KAMI Foundation), Anang Hery Anshory (Area Manager BSI Malang), Prof. Nurkholis, Ph.D (Direktur BUNA UB 2022-2023), dan Khofifah Aqsha (Co-Founder CentennialZ) saat talkshow (Nid/Kanal24)
Dalam materinya, Anang Hery Anshory menyampaikan bahwa potensi generasi milenial di Indonesia cukup besar untuk menjadi pengusaha. Oleh karena itu, BSI sebagai salah satu bank BUMN turut mendorong pemerintah untuk memperkuat UMKM.
“Jika kita melihat potensi Indonesia yang telah disampaikan bersama dengan data yang menunjukkan keberadaan generasi milenial yang masih potensial, maka BSI hadir untuk mendorong agar potensi kewirausahaan di Indonesia yang masih cukup rendah dapat meningkat,” ujar Anang Hery.
Ia berharap banyak mahasiswa di Indonesia, terutama di UB, terdorong untuk menjadi entrepreneur muda. Pada tahun kedua TWB ini, BSI juga mendorong santri di pondok pesantren untuk menjadi muslimpreneur atau santripreneur.
Sementara itu, Gading Satya Pembayun dari KAMI Foundation mengapresiasi UB karena setiap kali KAMI Foundation mengatakan ada tiga tantangan untuk anak muda yang membangun usaha rintisan atau startup. Tiga tantangan tersebut adalah kemauan atau minat dalam membangun usaha, membuat inovasi baru, dan cara mendapatkan pasar.
“Karena kita sudah memasuki era 5.0 dan Indonesia Emas, diharapkan teman-teman mahasiswa dapat menjawab tantangan dengan berwirausaha,” ujar Gading.
Ia menambahkan bahwa generasi sekarang tidak cukup hanya dengan satu pekerjaan saja. Oleh karena itu, berwirausaha menjadi jawaban untuk mendapatkan penghasilan lebih bagi generasi sekarang. Selain itu, berwirausaha juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru.
Prof. Nurkholis, Ph.D selaku Direktur BUNA UB 2022-2023 mengatakan bahwa pengembangan wirausaha di Malang masih kurang karena berwirausaha memiliki level kesulitan yang tinggi. Menurutnya, masih banyak mahasiswa UB yang khawatir gagal saat berwirausaha, dan ini belum mencakup bagaimana masyarakat di luar UB.
“Berwirausaha itu sulit. Saya mengajar wirausaha. Jika ditanya ‘Pak, gimana kalo rugi?’ jawaban saya ‘ya rugi’. Jika mahasiswa ditanya ingin jadi apa, pasti jawabannya menjadi pekerja,” ujar Prof. Nurkholis.
Ia menambahkan, jika ingin menjadi umat Nabi Muhammad, maka wirausaha menjadi salah satu pintu pembuka surga.
Selanjutnya, Khofifah Aqsha (Co-Founder CentennialZ) mengatakan bahwa generasi muda seperti generasi milenial atau Z harus memahami cara membuat keputusan atau kebijakan dalam program kerja, dimulai dari permasalahan-permasalahan.
“Jika kita membahas masalah wirausaha, maka yang harus kita angkat adalah permasalahan program kerja yang tidak akan berjalan jika tidak ada pendanaan,” ujar Khofifah.
Ia mengatakan bahwa pendanaan tidak bisa hanya dilakukan melalui proposal ke pimpinan universitas atau berbagai sponsor, melainkan bagaimana sistem organisasi mahasiswa dibentuk untuk menghasilkan uang.
Ia menambahkan, jika ingin menjadi umat Nabi Muhammad, maka wirausaha menjadi salah satu pintu pembuka surga.
Selanjutnya, Khofifah Aqsha (Co-Founder CentennialZ) mengatakan bahwa generasi muda seperti generasi milenial atau Z harus memahami cara membuat keputusan atau kebijakan dalam program kerja, dimulai dari permasalahan-permasalahan.
“Jika kita membahas masalah wirausaha, maka yang harus kita angkat adalah permasalahan program kerja yang tidak akan berjalan jika tidak ada pendanaan,” ujar Khofifah.
Ia mengatakan bahwa pendanaan tidak bisa hanya dilakukan melalui proposal ke pimpinan universitas atau berbagai sponsor, melainkan bagaimana sistem organisasi mahasiswa dibentuk untuk menghasilkan uang.
“Kita contohkan saja di Eksekutif Mahasiswa ada yang namanya Badan Usaha Milik Mahasiswa (BUMM),” kata Khofifah.
Khofifah Aqsha juga mengatakan bahwa para mahasiswa harus berani untuk memulai, tidak hanya mengandalkan funding dari sponsor atau pihak universitas. Selain itu, ia menambahkan bahwa para mahasiswa juga harus mampu mencari dan menciptakan peluang bisnis dari berbagai permasalahan yang ada. (nid)