Kanal24, Kota Batu – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan penekanan bahwa komoditas kopi saat ini telah berhasil membangun identitas bersama yang mampu meningkatkan akses pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gubernur Khofifah saat meresmikan Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Arjuno yang terletak di Rumah Oyot, Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur.
Menurut Khofifah, komoditas kopi telah berhasil membangun identitas bersama yang dapat memenuhi kebutuhan pasar ekspor secara kuantitas dan berkelanjutan.
“Kopi saat ini sudah berhasil membangun communal branding sehingga jumlah dan keberlanjutan produk kopi untuk pasar ekspor bisa dipenuhi,” kata Khofifah, dilansir dari Antara (14/6/2023).
Dengan potensi produk yang menjanjikan ini, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya menjaga kualitas kopi agar sesuai dengan standar yang diinginkan oleh pasar. Hal ini diperlukan mengingat pasar untuk komoditas tersebut sangat terbuka lebar.
Khofifah menambahkan bahwa kawasan perdesaan dapat dikembangkan menjadi desa-desa penghasil devisa, dengan syarat menghasilkan produk unik yang berasal dari desa tersebut. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan memberikan bantuan dan dukungan agar desa-desa tersebut dapat menghasilkan devisa.
“Peluang yang muncul ketika kita membangun sinergi dengan instansi lain akan memberikan dampak berkelanjutan dalam memperkuat perekonomian dan kesejahteraan petani serta masyarakat,” ujar Khofifah.
Pada acara tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana juga memberikan bantuan berupa 100 bibit alpukat, pinus, dan 600 batang kopi komasti kepada petani hutan. Bank Jatim juga memberikan donasi sebesar Rp10 juta kepada petani hutan, sedangkan Dinas Sosial memberikan 24 unit rombong kewirausahaan dan delapan unit etalase. Kementerian Pertanian juga berkontribusi dengan memberikan bibit apel senilai Rp175 juta.
Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menambahkan bahwa luas wilayah Kota Batu yang mencapai 197 kilometer persegi terbagi menjadi 15,65 persen hutan lindung, 16,8 persen hutan produksi, dan 22,6 persen hutan konservasi. Dalam upaya menjaga kualitas ekologi kawasan hutan dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat, Kawasan Pedesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno sangat diperlukan.
Aries menjelaskan bahwa kawasan agroforestri kopi akan memanfaatkan lahan di beberapa desa, antara lain Desa Tulungrejo seluas 500 hektar, Desa Sumbergondo seluas 500 hektar, Desa Bulukerto seluas 300 hektar, dan Desa Giripurno seluas 500 hektar. Dalam konsep hutan lestari, masyarakat diharapkan ikut serta dalam menjaga kelestarian kawasan hutan tersebut.
“Ikon Kota Batu adalah apel, namun komoditas kopi di lereng Arjuno menjadi harapan untuk menjadi komoditas ikonik Kota Batu. Dalam konsep hutan lestari, kita berharap masyarakat juga turut serta dalam mempertahankan kelestarian kawasan hutan,” kata Aries.