KANAL24, Bojonegoro – Keberadaan sampah rumah tangga dalam bentuk plastik maupun barang bekas kini tidak hanya menjadi masalah di perkotaan namun juga di desa. Keterbatsan tempat pembuangan sampah, pemahaman yang minim akan pemanfaatan sampah menjadikan sampah lebih banyak dibuang di berbagai tempat. Padahal dengan sedikit inovasi masih banyak sampah yang dapat dimanfaatkan bahkan menghasilkan uang.
“Pemanfaatan sampah menjadi lebih berguna dan bernilai rupiah memang masih kurang tersosialisasikan di masyarakat sehingga banyak yang berpikir hanya membuang sampah sebagai solusinya,” kata Emy Sudarwati dosen FIB UB yang mendampingi mahasiswa MMD UB.
Baca Juga : Wujudkan Keluarga Hebat, Dosen dan Mahasiswa MMD UB Edukasi Warga Menikah Usia Tepat
Berkaca dari kondisi tersebut Emy mengajak mahasiswa yang sedang melaksanakan MMD di Desa bakalan dan Semenpinggir Bojonegoro untuk memberikan pelatihan kepada pemuda dan Ibu PKK mengenai pemanfaatan sampah menjadi sumber pemasukan keluarga.
“Kami berpikir bagaimana sampah ini baik yang plastik maupun bahan lain dapat dipilah dan dimanfaatkan dengan sentuhan seni,” ujarnya.
Bersama dengan mahasiswa MMD UB pihaknya kemudian mengadakan pelatihan bertajuk olah sampah mejadi berkah pada hari Minggu 9 Juli 2023 lalu. Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada warga bahw sampah dapat dipilah dan diolah menjadi rupiah dengan kreatifitas.
Baca Juga : Mahasiswa MMD UB Latih UMKM Desa Pagerwojo Melek Digital
Tujuan diselenggarakannya pelatihan tersebut adalah untuk memantik semangat peserta untuk bisa berkreasi mengolah sampah kaleng bekas rumah tangga menjadi produk seni bernilai estetika dan memiliki nilai jual. Bahan yang digunakan dalam pelatihan ini ialah cat akrilik, kaleng bekas, serta kuas. Para peserta juga diberikan buku panduan dalam membuat produk produk kaleng bekas dan produk berbahan dasar lainnya. Pelatihan ini dirasa penting mengingat banyaknya sampah kaleng bekas yang tidak dimanfaatkan di sekitaran desa tersebut. Selain itu pelatihan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas warga di kedua desa tersebut.
Pelatihan selama 5 jam itu berhasil membuat para peserta antusias dan menginginkan pelatihan serupa tetap diadakan secara rutin. Oleh karena itu Pendampingan paca latihan juga diadakan untuk mengevaluasi keberhasilan program.pelatihan ini terselenggara berkat bantuan hibah MMD1000 desa dan merupakan sinergi kerjasama antara dosen UB, mahasiswa MMD, dan perangkat desa di kedua desa tersebut.
”Kami berharap akan terus ada program semacam ini kedepannya untuk mengembangkan kreativitas warga,” kata salah satu peserta. (sdk)