KANAL24, Malang – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur, Dr. Ramliyanto, SP., MP. menyampaikan materi terkait perguruan tinggi sebagai Intellectual Capital untuk Indonesia lebih unggul dalam Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik) Mahasiswa Baru Program Magister dan Doktor Universitas Brawijaya (UB), Senin (21/08/2023) di Gedung Samantha Krida.
Dr. Ramliyanto mengawali materinya dengan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki mimpi dan mimpi Indonesia telah ditulis sampai tahun 2085. Kemudian, mimpi Indonesia sampai tahun 2025 itu telah disimpan di Museum Avengers atau markas Avengers yang disebut Monumen Kapsul Waktu.
“Jadi, Monumen Kapsul Waktu itu ada di Papua Selatan, tepatnya di Merauke. Di situlah mimpi Indonesia sampai tahun 2025 ditulis dan akan dibuka,” ujar Dr. Ramliyanto.
Indonesia memiliki mimpi menjadi Indonesia Emas pada tahun 2045. Indonesia Emas yang dimaksud adalah Indonesia harus menjadi negara dengan intelektual yang paling unggul di dunia. Dr. Ramliyanto menegaskan bahwa mimpi itu akan tercapai karena Indonesia memiliki SDM yang paling unggul di dunia. Salah satunya, ada 1000 lebih mahasiswa pascasarjana yang ada di UB.
Pada tahun 2030, Indonesia diprediksi oleh PricewaterhouseCooper (PWC) akan menjadi negara kelima terbesar ekonominya di dunia dan akan meningkat menjadi peringkat ke-4 dunia pada tahun 2050 di bawah Tiongkok, India, dan Amerika. Prediksi ini dilakukan karena Indonesia memiliki potensi dan intellectual capital yang luar biasa. Menurut, Dr. Ramliyanto, salah satu potensi unggul tersebut ada di 1000 lebih mahasiswa pascasarjana UB tahun periode 2023/2024.
Namun, dibalik mimpi Indonesia yang luar biasa, Dr. Ramliyanto mengingatkan bahwa ada tantangan tidak mudah yang harus Indonesia hadapi. Berdasarkan informasi dari Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index), saat ini Indonesia berada di urutan atau ranking 50. Sedangkan, Singapura ada di ranking 1, Malaysia di ranking 27, dan Thailand di ranking 40.
“Global Competitiveness Index ini menggambarkan tentang indeks daya saing global kita. Seberapa mampu kita bersaing dengan dunia global, itu tergambar dalam indeks ini dan kita masih di ranking 50,” kata Dr. Ramliyanto.
Meskipun, Indonesia berada di rangking 50, PricewaterhouseCooper berani memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu negara dari lima negara terbesar di dunia ekonominya di tahun 2030. Hal ini dikarenakan, Global Competitiveness Index 2022 atau yang baru saja dirilis menjelaskan bahwa Singapura naik satu dari ranking 8 menjadi 7, Malaysia justru turun dari ranking 33 menjadi 36, dan Indonesia melompat jauh dibanding negara lain dari ranking 85 menjadi ranking 75. Lompatan tersebut terjadi dikarenakan Indonesia memiliki SDM unggul, termasuk yang ada di UB.
Maka dapat disimpulkan oleh Dr. Ramliyanto bahwa jika Indonesia mampu melakukan lompatan 10 point, kemungkinan besar Indonesia mampu memenuhi prediksi dari PricewaterhouseCooper untuk menjadi negara lima terbesar di dunia meski tantangannya cukup berat. Oleh karena itu, Indonesia harus tetap tegas dalam mencapai impian tersebut, khususnya dunia akademik seperti kampus.
“Setelah Anda selesai kuliah dan kembali ke organisasi atau perusahaan Anda masing-masing, Anda harus membawa solusi agar mimpi Indonesia itu tercapai,” pungkas Dr. Ramliyanto. (nid/suk)