Kanal24, Malang – Dewan Jamu Indonesia bekerjasama dengan Universitas Brawijaya (UB) menggelar “Seminar Nasional Jamu dan Sarasehan Pembentukan Dewan Jamu Indonesia Provinsi Jawa Timur”. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid melalui live youtube dan di Aula Pascasarjana, lantai 7, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada hari Rabu (13/09/2023) ini, bertujuan untuk mengkaji lebih dalam peluang dan terobosan untuk melestarikan dan mengembangkan obat-obatan tradisional atau jamu di Indonesia.
Acara yang mendapatkan antusias luar biasa dari para peserta ini, diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia, Prof.Dr.Ir. Moch. Sasmito Djati, MS., Wakil Rektor 4 UB, Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng. D.Sc, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A.
“Kita bicara mengenai bagaimana kita mensinkronisasikan tentang perjamuan di Indonesia,” kata Prof. Sasmito dalam sambutannya.
Prof. Sasmito Djati menyampaikan bahwa bagaimana mensinkronisasikan tentang perjamuan di Indonesia. Menurutnya, perjamuan di Indonesia ini bukan persoalan sederhana, tetapi ini tantangan untuk Indonesia.
Namun, jamu di Indonesia sering dihubungkan dengan fitofarmaka, yang berarti merupakan produk berbasis bahan alam yang telah teruji klinis dan bahan baku yang digunakan maupun produk yang dihasilkan sudah terstandarisasi. Jadi, jika dibicarakan sesuai golongannya, jamu itu istimewa.
Sementara itu, Wakil Rektor 4 UB Andi Kurniawan mengatakan bahwa UB memandang jamu sebagai salah satu potensi yang dimiliki Indonesia. Lantas, dalam konteks mengembangkan potensi yang ada, pendekatan ilmu pengetahuan menjadi salah satu bagian penting.
Oleh karena itu, UB menjadikan jamu sebagai salah satu fokus untuk mengembangkan keunggulan komparatif. Selain itu, UB juga sudah memiliki banyak profesor dan peneliti yang sudah lama meneliti perjamuan. Maka, pendirian Dewan Jamu Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu cara tepat dan strategis untuk menghimpun kekuatan tersebut.
“UB siap berkolaborasi strategis dengan berbagai stakeholders Jamu Indonesia, baik dari pemerintah maupun UMKM yang pada prinsipnya juga menjadi kepentingan UB untuk melakukan idealisasi hasil penelitian,” ujar Andi.
UB siap menginisiasi, mengkoordinasi, dan bersinergi dengan berbagai stakeholders Jamu Indonesia. Selain itu, UB telah memiliki banyak SDM yang fokus meneliti perjamuan, seperti Prof. Sasmito Djati yang sudah lama meneliti perjamuan dan Rektor UB, Prof. Widodo juga sempat menjadi peneliti di Jepang yang meneliti jamu. Bahkan dari fakultas-fakultas lain di UB juga mengembangkan jamu sebagai potensi kesehatan sampai ke wilayah wellness tourism (wisata kesehatan).
Sandiaga Uno yang memberikan sambutan secara virtual turut mengapresiasi terselenggaranya acara ini. Ia memberikan arahan dan pandangan terkait jamu dan Pariwisata Indonesia, yakni dengan memberikan pengalaman wisata yang berkualitas. Lalu, Indonesia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai wellness tourism. Salah satunya dengan menghasilkan produk-produk dari wellness tourism. Contohnya, jamu hingga bisa bersaing secara global.
“Saat ini, Indonesia sedang menunggu penetapan jamu sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda UNESCO,” kata Sandiaga Uno.
Sidang penetapan akan dilakukan sekitar November-Desember mendatang. Sandiaga Uno berharap Indonesia mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal untuk mencapai tujuan tersebut.
Acara ini diisi oleh beberapa pemateri hebat, yakni dr. Daniel Tjen, Sp.S. (Ketua Dewan Jamu Indonesia), Prof. Mikio Nishizawa (Senior Researcher Natural Products-Ritsumeikan University), Prof. Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP (Peneliti Senior Jamu UB), dan Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, Apt., MS (Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga). (nid/suk)