Kanal24, Malang – Dosen Prodi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang, Dr. R. Reza Hudiyanto, M. Hum, membagikan wawasan tentang makna eksistensi Bank Indonesia (BI) dan jejak sejarahnya di Kota Malang dalam acara GenBI Festival dan CBP Goes to Campus yang digelar di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya (UB).
Dalam sesi Bincang Sejarawan, Dr. Reza Hudiyanto menggarisbawahi pentingnya mengenalkan kepada generasi muda perjuangan pahlawan terdahulu yang telah berkontribusi dalam mempertahankan kedaulatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dia menyampaikan bahwa eksistensi BI sebagai bank sentral dan penjaga ketahanan finansial nasional adalah hasil dari perjuangan pahlawan-pahlawan tersebut.
Dalam menjelaskan mekanisme perencanaan, pengedaran, dan pemusnahan uang di Indonesia, Dr. Reza Hudiyanto menyoroti isu pemalsuan uang. Ia memberikan gambaran tentang otentisitas uang sebagai alat transaksi resmi, menekankan bahwa kertas yang digunakan untuk mencetak uang memiliki karakteristik unik yang tidak dapat ditiru. Bahan tersebut terbuat dari serat kapas dan serat tanaman, diimpor dari beberapa vendor di luar negeri, menjadikannya sulit diakses oleh sembarang orang.
Selanjutnya, Dr. Reza Hudiyanto menjelaskan sisi historis keberadaan BI di Kota Malang melalui presentasinya yang berjudul “Emas Hijau di Hutan Rimba: Terbentuknya Ekonomi Modern di Tengah Pedalaman Jawa”. Dia membahas transformasi dalam masyarakat Malang yang dipicu oleh perubahan pola ekonomi daerah.
“Pada tahun 1818, Malang dianggap sebagai daerah terisolir dan belum memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, dengan semakin berkembangnya pemanfaatan wasteland melalui pembukaan perkebunan kopi dan produksi gula, Malang mengalami perubahan signifikan pada periode tahun 1830-1890. Transisi perekonomian ini membawa dampak urbanisasi dan pembangunan infrastruktur masif,” paparnya.
Dr. Reza Hudiyanto menyoroti pembentukan De Javasche Bank pada tahun 1828, yang menjadi cikal bakal BI. Seiring pertumbuhan ekonomi di Malang, De Javasche Bank Malang didirikan pada tanggal 2 Desember 1916. Pendirian ini menjadi titik awal eksistensi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang yang terus berlanjut hingga era modern.
Dengan penjelasan yang mendalam, Dr. Reza Hudiyanto memberikan pemahaman yang lebih baik tentang makna eksistensi BI dan peran sejarahnya di Kota Malang kepada mahasiswa dan peserta acara.(eth/din)