Kanal24, Malang- Universitas Brawijaya menggelar program kelas Imersi BIPA UB (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Universitas Brawijaya) yang berlangsung selama dua minggu, mulai tanggal 15 hingga 26 Januari 2024. Dalam program ini, sebanyak 15 mahasiswa asing dari 11 negara, termasuk Korea Selatan, Jepang, China, Inggris, Yaman, Nigeria, Gambia, Pakistan, Mesir, Tanzania, dan Afghanistan, saat ini tengah terlibat dalam kegiatan pengajaran di SDN Lowokwaru 4 Kota Malang.
Program BIPA UB tahun akademik 2023/2024 mendapatkan mandat untuk mengelola beberapa program, termasuk Program Darmasiswa Republik Indonesia (DRI), Program Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan Program Kerjasama. Salah satu inisiatif BIPA UB adalah Immersion Program, di mana mahasiswa asing dapat mengaplikasikan hasil teori yang mereka pelajari dalam bentuk praktik, terutama melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Tujuan utama adalah berbagi pengetahuan tentang negara asal mereka kepada murid-murid sekolah dasar di Indonesia.
Salah seorang mahasiswa BIPA asal Jepang, Toranosuke Nakazawa, menyatakan pentingnya kegiatan imersi ini. “Saya merasa kegiatan ini sangat bagus. Dengan ini, saya bisa berbagi pengetahuan tentang negara dan budaya saya, sekaligus mempraktikkan Bahasa Indonesia yang telah saya pelajari di kelas,” ungkap mahasiswa asal Wako University, Jepang.
Li Landi, mahasiswa BIPA asal China, juga menyambut baik kegiatan imersi ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang untuk belajar bahasa langsung kepada masyarakat, tetapi juga sarana untuk mengenalkan budaya negaranya kepada siswa di Indonesia. “Senang rasanya dengan kegiatan ini. Saya bisa belajar langsung pada masyarakat (siswa-red) di Indonesia dan berbagi pengetahuan tentang negara saya sehingga semakin dikenal oleh siswa Indonesia,” ujar mahasiswa asal Tianjin University of Foreign Studies, China.
Ketua pelaksana program imersi, Fredy Nugroho, M.Hum, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan BIPA. Mahasiswa asing BIPA UB tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga terlibat dalam program imersi sebagai penguatan materi sekaligus pengalaman lapangan untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat lokal.
“Kegiatan imersi merupakan bentuk dukungan untuk memperkuat pembelajaran BIPA. Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, melainkan dengan program ini, mereka dapat mempraktikkan hasil belajar langsung kepada masyarakat,” jelas Fredy Nugroho.
Lebih lanjut, ia berharap dengan adanya program imersi ini, mahasiswa BIPA UB semakin terpacu untuk belajar bahasa Indonesia dengan baik dan dapat berbagi pengetahuan tentang negaranya masing-masing kepada siswa-siswi sekolah dasar di Kota Malang. Ke depannya, mahasiswa BIPA UB diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung untuk menjaga persahabatan antara Indonesia dan negara-negara pemelajar.
Program BIPA Universitas Brawijaya (UB) merupakan inisiatif untuk memberikan pembelajaran bahasa Indonesia khusus bagi penutur asing, mengenai keterampilan bahasa dan memperkenalkan budaya Indonesia. Tujuan program ini adalah untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat mancanegara yang ingin mempelajari bahasa dan seni budaya Indonesia, dengan harapan dapat memperkenalkan Indonesia kepada negara-negara di seluruh dunia dan menciptakan diplomasi lunak dengan seluruh negara tersebut. (klm/rhm/din)