KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan pada 2022 Indonesia bertransformasi menjadi ekosistem bisnis IoT (Internet of Things) bernilai Rp444 triliun. Potensi ini terlihat dari jumlah pengguna internet di Tanah Air yang tercatat lebih dari 140 juta orang.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, R Janu Suryanto, mengatakan implementasi industri 4.0 dinilai akan mendorong peningkatan investasi oleh perusahaan, terutama yang terkait dengan penggunaan IoT.
Karena itu, dia berharap Indonesia tidak hanya menjadi pasar ekonomi digital, namun juga dapat memanfaatkan pengembangan ekonomi digital tersebut. Dengan begitu, industri nasional semakin tumbuh dan lebih berdaya saing.
“Untuk itu, penting melakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) industri. Pada era transformasi ini, pemerintah telah berusaha keras menyiapkan SDM yang mumpuni dalam menyongsong industri 4.0,” kata Janu, di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Lebih lanjut, digitalisasi di sektor industri diyakini akan membawa perubahan terhadap sistem manufaktur dengan dipengaruhi oleh gelombang teknologi baru. Dalam hal ini, misalnya, bagian produksi akan mengalami transformasi yang didorong oleh teknologi berorientasi pelanggan. Selain itu, teknologi tersebut juga menyediakan peluang untuk sistem produksi dan model bisnis baru yang fleksibel.
“Penerapan industri 4.0 adalah jalan untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi, dengan ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi,” papar dia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, implementasi industri 4.0 dapat membawa manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya, terutama terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi yang bisa mencapai 40 persen. Dengan begitu berarti keuntungan yang diperoleh perusahaan juga bisa meningkat 40 persen.
“Maka bayar pajaknya pun bertambah, dengan begitu perusahaan juga untung, kemudian pemerintah juga untung. Itu salah satu manfaat implementasi industri 4.0,” ungkapnya.
Karena itu, Kemenperin bertekad terus mengajak seluruh pelaku industri sektor manufaktur agar siap menghadapi dan menerapkan teknologi era digital. Dalam hal ini, Kemenperin telah meluncurkan indikator penilaian untuk tingkat kesiapan industri di Indonesia untuk menerapkan teknologi era industri 4.0 atau disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
“Indeks itu nantinya menjadi acuan yang digunakan industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju industri digital,” katanya. (sdk).