Banyak yang bertanya reksadana mana yang menguntungkan dan aman? Ketika investor memilih berinvestasi di reksadana, perlu diperhatikan kesesuaian antara tujuan keuangan dan instrument yang dipilih. Hal ini menentukan sukses tidaknya dalam mencapai tujuan keuangan. Mau untung dan aman sekaligus pun bisa asal penempatan dana di reksadana memperhatikan hal diatas tersebut. Untuk menyusun tujuan keuangan yang baik bisa lihat artikel sebelumnya.
Banyak yang merasa resiko di reksadana cukup tinggi hanya karena ketidaktauan investor dan tidak sesuai menempatkan dana pada reksadana dengan tujuan keuangannya. Misalnya menempatkan dana liburan yang akan digunakan 2 tahun lagi di reksadana saham. Saat akan dicairkan kondisi pasar sedang tidak bagus dan nilainya sedang turun. Tentunya akan mempengaruhi hasil yang diinginkan. Ada juga yang bertujuan membentuk dana pensiun 30 tahun lagi tetapi menempatkan di reksadana pasar uang, memang aman tetapi hanya memberikan hasil investasi yang rendah. Tentu saja dana yang diinvestasikan tidak bisa berkembang dengan maksimal.
Oleh sebab itu, perlu sekali mengetahui jenis-jenis reksadana agar bisa sesuai dengan harapan investor. Reksadana memiliki 4 jenis, disesuaikan dengan tujuan-tujuan keuangan yang dimiliki oleh investor. Keempat jenis tersebut adalah :
1. Reksadana Pasar Uang
2. Reksadana Pendapatan Tetap
3. Reksadana Campuran
4. Reksadana Saham
Mari kita bahas satu persatu agar kita bisa menyesuaikan dengan tujuan keuangan dan mendapatkan hasil sesuai keinginan kita.
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana ini bisa dikatakan paling aman dari resiko fluktuasi pasar. Hampir tidak pernah memberikan hasil investasi yang negatif dan selalu positif. Selain itu jenis ini paling liquid/ gampang dicairkan dalam waktu cepat. Hal ini disebabkan dana investor dibelikan instrument sertifikat BI dan obligasi yang umurnya kurang dari satu tahun. Hasil investasi jenis reksadana ini paling rendah dibandingkan yang reksdana yang lain, namun secara rata-rata, hasil investasinya lebih tinggi dari deposito karena tidak dikenai pajak atas bunganya.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Walaupun namanya adalah pendapatan tetap, bukan berarti memberikan hasil investasi yang tetap atau sama setiap tahunnya. Penamaan ini mengacu pada rate bunga yang dijanjikan dalam obligasi. Karena memang isi dari reksadana pendapatan tetap ini adalah berbagai macam obligasi, baik obligasi pemerintah maupun perusahaan. Obligasi adalah surat hutang yang menjanjikan sejumlah bunga tetap tiap tahunnya dengan jangka waktu antara 2-4 tahun. Hasil investasi di reksadana jenis ini berkisar antara 8-12% per tahun.
3. Reksadana Campuran
Jenis reksadana ini merupakan campuran semua jenis instrument, yaitu pasar uang, obligasi dan saham. Hasil investasinya lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap dengan resiko lebih rendah daripada saham. Cocok untuk jangka waktu penempatannya 4-5 tahun.
4. Reksadana Saham
Reksadana ini berisi berbagai macam saham yang ada di bursa efek Indonesia. Namun begitu tetap ada aturannya yaitu tidak boleh memegang satu saham perusahaan lebih dari 10% dari total dana kelolaan. Hasil investasinya paling tinggi dibandingkan reksadana jenis ainnya, dengan resiko lebih besar pula. Oleh sebab itu sesuai untuk jangka waktu panjang lebih dari 5 tahun.
Dari beberapa artikel sebelumnya dan sekarang, rasanya sudah cukup bekal untuk melangkah sebagai investor. Apalagi nominal untuk memulai berinvestasi ini reksadana sangat rendah, rata-rata minimal cukup dengan seratus ribu rupiah. Bahkan ada beberapa produk yang bisa membuka akun dengan nominal sepuluh ribu rupiah. Lakukan dengan konsisten dan penuh kesabaran.
Salam Cerdas Financial!
Mimien Susanto