Desas-desus ibu kota negara Indonesia akan pindah kembali terdengar. Sudah bukan rahasia umum lagi Presiden RI, Joko Widodo mengadakan rapat untuk membahas hal tersebut. Rapat tersebut awalnya memberikan tiga alternatif yang mana pilihan pertama ibu kota akan tetap berada di Jakarta (yang artinya tidak pindah) hanya saja wilayah disekitar istana akan digantikan menjadi pusat pemerintahan, sehingga diharapkan akan focus dan bisa berjalan lancer karena lokasinya yang masih dalam satu tempat. Opsi kedua dalam rapat tersebut yaitu ibu kota akan tetap di Jawa tetapi dipindahkan di luar Jakarta (masih dalam radius sekitar 50 km dari Jakarta), dan opsi ketiga yaitu ibu kota akan dipindahkan ke luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan segala pemerintahan dapat menyatu dalam satu lingkup area dan segala macam pemerintahan dapat berjalan baik.
Dari ketiga pilihan tersebut, Presiden Joko Widodo lebih memilih pilihan ketiga yaitu ibu kota akan dipindahkan ke luar Jawa dengan beberapa pertimbangannya. Pertimbangan Bapak Jokowi memilih tersebut yaitu beliau berharap dengan ibu kota dipindahkan ke luar Jawa, segala perekonomian maupun perdagangan tidak hanya terpusat pada Pulau Jawa saja tetapi juga bisa tersebar merata ke semua pulau bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil sehingga menyeluruh/ Indonesia sentris bukan hanya Jawa sentris. Menurut penuturan Presiden Jokowi, persiapan yang sudah dilakukan jika seandainya ibu kota sungguh pindah ke luar Jawa yaitu ada tiga lahan yang sudah disiapkan dengan luas hingga 300 hektar. Selain alasan tersebut, Presiden Jokowi juga menyatakan alasannya bahwa pemerintahan terutama pusat administrasi haruslah aman dari segi bencana seperti banjir yang sering melanda ibu kota di Jakarta saat ini. Hal ini juga menjadi salah satu alternatif supaya masalah kemacetan yang sudah mendarah daging di kota tersebut bisa lebih teratasi.
Meskipun pemerintah belum menetapkan secara resmi daerah yang akan dipilih menjadi ibu kota baru, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyatakan ada empat atau lima provinsi yang menjadi kaandidat tempat ibu kota akan dipindahkan. Oleh karena pemindahan ibu kota bukanlah hal yang mudah maka pemilihan provinsi pengganti harus tepat. Tempat yang dipilih haruslah mempunyai lahan luas yang secara hukum memang lahan yang kosong (milik BUMN) sehingga tidaklah diperlukan biaya lagi untuk membeli/pembebasan lahan tersebut. Selain itu ibu kota yang baru harus berada di tengah Indonesia. Kriteria lainnya yaitu daerah tersebut harus aman, bebas banjir, gempa bumi, gunung berapi, ataupun kebakaran lahan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi, permasalahan yang ada di Jakarta tetap harus diselesaikan terlebih dahulu dan ini menjadi komitmen dari pemerintah kita semua, dan jika nantinya ibu kota tetap akan pindah, tidak akan mengurangi permasalahan yang ada di Jakarta seperti misalnya Jakarta yang macet akan tetap menjadu Jakarta yang macet. Berlawanan dengan tanggapan itu, kicauan-kicauan warganet justru sebaliknya. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa rencana pemindahan ibu kota ke luar Jawa adalah rencana tepat dengan maksud supaya segala kegiatan baik itu perekonomian, perdagangan maupun hal lain dapat tersebar merata. Adapula yang berkomentar “Kemanapun ibu kota dipindahkan asalkan polusi dan kemacetan tidak dibawa”, ujar salah satu warganet dalam akun twitter. Intinya, kemanapun ibu kota dipindahkan asalkan tujuannya membuat Indonesia menjadi lebih maju dan lebih baik bukan justru sebaliknya dan jikalau menggunakan lahan perhutanan hendaknya pemerintah tetap bertanggung jawab serta tidak merusak habitat yang dapat mengakibatkan punahnya flora maupun fauna yang ada di daerah tersebut nantinya.
Jika ibu kota dipindah, lantas bagaimana nasib Jakarta??
Setelah mulai munculnya isu-isu ibu kota akan dipindah, banyak para warga membicarakan Jakarta akan sepi. Sebenarnya ibu kota baru yang akan bangun difokuskan hanya untuk pemerintahan serta untuk bisnis pendukung, hal tersebut dilakukan dengan maksud supaya terciptanya pemerataan ekonomi dan pembangunan yang Indonesia sentris bukannya Jawa sentris. Menteri PPN/ Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta bukan untuk maksud menyaingi kota Jakarta, sama seperti Washington DC yang menjadi tempat ibu kota baru tidak menyaingi New York, tetap menjadi pusat keramaian untuk perdagangan dan perekonomiannya. Begitu pula dengan Jakarta akan tetap menjadi Jakarta dengan perekonomian dan perdagangannya.
Pada intinya para masyarakat berharap jika saja ibu kota dipindahkan entah itu keluar Pulau Jawa atau masih di dalam Pulau Jawa hendaknya membuat Negara Indonesia semakin baik lagi dan tidak menambah masalah baru yang sama untuk ibu kota yang baru nantinya di kemudian hari, jika bisa masalah yang ada saat ini dapat terselesaikan dengan baik juga.
Oleh: Maria Gloria Falin Nugraeni ( mahasiswa prodi agriekoteknologi fakultas pertanian ub)