KANAL24, Malang – Kebutuhan hidup keseharian yang meningkat terkadang membutuhkan biaya ekstra dari kebutuhan yang tidak terduga. Biaya mendadak atau darurat ini tidak jarang membuat seseorang menjual aset mereka.
Untuk itu menata dana darurat menjadi penting untuk ditata sejak dini melalui investasi yang aman.
Hal tersebut disampaikan oleh Retno Salindri dari Trimegah Sekuritas dalam obrolan siang bersama redaksi Newspoint UBTV, Jum’at (17/5/2024).
“Dana darurat ini penting untuk disiapkan sejak dini, untuk mitigasi berbagai kebutuhan yang mendesak terjadi,” kata Retno.
Dana darurat ini menurut Retno dapat dibedakan untuk yg sudah bekerja belum menikah dan sudah menikah. Hal ini karena kebutuhan mendadak atau mendesaknya berbeda.
Besaran dana darurat untuk yang bekerja tapi belum menikah sebesar 6x pengeluaran bulanan dan jika sudah menikah disarankan 12 x pengeluaran.
“Jika sudah menikah dana darurat lebih besar karena terkadang ada kejadian misal anak sakit atau apa sehingga dana nya sudah ada,” lanjutnya.
Dengan memiliki dana darurat maka seseorang ibarrnya sudah sedia payung sebelum hujan.
Untuk meracik dana darurat Retno menyarankan agar dana tersebut disimpan dalam pos yang memberikan return dan minim resiko. Salah satunya di Reksadana pendapatan tetap atau reksadana kas.
Menurut alumni FEB UB ini, reksadana kas ini mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi dari deposito namun minim resiko. Penjualan reksadana juga praktis melalui smart phone masing-masing.
“Salah satu pos untuk menyimpan dana darurat itu reksadana seperti reksadana kas. Imbal hasilnya lebih tinggi daripada deposito,” imbuhnya.
Reksadana yang menjadi pilihan ini membuat dana darurat yang disimpan tidak berkurang namun dapat tumbuh dan minim resiko.
Selain itu untuk menyusun dana darurat juga terjangkau karena reksadana dapat dibeli mulai dari harga Rp10 ribu.
Dengan memiliki dana darurat maka jika terjadi kebutuhan darurat seseorang sudah memiliki opsi yang bagus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (sdk)