Kanal24, Malang – Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menginisiasi kerjasama dengan PT. Bina Karya Prima sebagai bentuk hilirisasi produk kedua belah pihak.
Jeffry Riadi, Corporate Secretary Senior and General Manager PT. Bina Karya Prima mengungkapkan bahwa Universitas Brawijaya sebagai salah satu institusi pendidikan terbesar di Jawa Timur memiliki banyak potensi untuk dikembangkan bersama.
“Ada beberapa hal yang bisa dikembangkan sehingga kita berdua dapat saling membantu satu sama lain,” ujar Jeffry dalam acara kunjungan kerjasama di Fakultas Teknologi Pertanian UB, Kamis (13/6/2024).
Ia dan tim tertarik untuk membangun komunikasi dan kerjasama dengan Universitas Brawijaya agar lebih banyak terjadinya kontribusi para akademisi dalam perindustrian dan juga sebagai bentuk kesiapan akademisi untuk bergerak di bidang perindustrian. Menurutnya dunia perindustrian dan ranah pendidikan tidak dapat jauh dipisahkan oleh karena itu perlunya kerjasama untuk kedua belah pihak.
“Kita perlu membangun sebuah sinergi, dimulai dari sini dan akan berjalan kedepan agar membentuk suatu simbiosis mutualisme. Dalam hal ini industri semakin mendapat nilai tambah (riset dan penemuan baru) dan para akademisi bisa diperlengkapi untuk langsung bekerja di Industri sesuai kebutuhan,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. Ir. Bambang Susilo, Msc.Agr, Ketua Center Of Excellence Bioenergy and Biorefinery FTP UB menjelaskan bahwa kerjasama ini sejalan dengan keinginan berkembangnya Center of Excellence (CoE) FTP UB.
“Rencana kerjasama ini harapannya bisa meningkatkan mutu dan perkembangan CoE karena setelah dibentuk pada tahun lalu, kita hanya menjalin hubungan kerjasama antar perusahaan personal. Sedangkan kerjasama kali ini kita bersama perusahaan yang kompeten, industri besar,” terang Prof. Bambang.
Prof. Bambang melanjutkan bahwa kerjasama ini dalam ranah bioenergi dan biorefinery karena akan dibahasnya program peran besar bioenergi dalam kaitannya dengan lingkungan dan pengelolaan limbah.
“Energi fosil mulai menyusut dan masalah lingkungan sangat penting untuk dibicarakan. Oleh karena itu, kami kedepannya akan melihat secara riil di lapangan. Sehingga kami bisa menyampaikan apa yang dibutuhkan dan bisa diterapkannya implementasi dari bidang-bidang bioenergi dan biorefinery,” ujar Prof. Bambang. (fan)