Kanal24 – Kita semua tentu tidak asing dengan dua kata di atas, yaitu “altruisme” dan “people pleaser.” Ketika mendengar kedua kata itu, sering terlintas pemikiran tentang menolong orang lain. Pemikiran itu memang benar, namun juga tidak sepenuhnya benar. Ternyata altruisme dan people pleaser merupakan dua hal yang berbeda. Apa sih perbedaannya? Yuk kita bahas!
Altruisme adalah sifat yang berkebalikan dengan sifat egois. Jika egois adalah sifat yang mementingkan diri sendiri di atas kepentingan orang lain, altruisme adalah sifat di mana seseorang lebih mengutamakan orang lain di atas kepentingan dirinya. Seseorang yang memiliki sifat altruisme kerap disebut altruis. Seorang altruis selalu melakukan kebaikan secara tulus tanpa ada rasa pamrih sama sekali kepada orang lain.
Mengapa ada altruisme di kehidupan sehari-hari? Apakah penting? Seseorang yang melakukan kebaikan dengan tulus dan tanpa pamrih dikenal sebagai orang yang terpuji. Seorang altruis biasanya mendapatkan timbal balik yang baik dari sifat terpuji yang ia lakukan. Altruisme merupakan naluri manusia untuk saling membantu sesama. Biasanya, seorang altruis merasakan keuntungan sosial dan psikis yang lebih baik karena mendapatkan timbal balik yang baik dari orang lain. Namun, perlu diketahui juga bahwa sifat altruisme tidak selalu baik. Jika kita terus-menerus berbuat baik kepada orang lain, kita akan kehilangan jati diri kita sendiri.
Jika menolong orang lain hanya akan merugikan diri kita sendiri, lalu mengapa ada banyak orang yang memiliki sifat altruisme? Munculnya sifat altruisme didorong oleh beberapa hal, yaitu:
- Adanya Respon Oleh Otak
Ketika kita melihat seseorang kesusahan, respon yang pertama kita berikan adalah dengan membantu orang tersebut. Setelah berhasil membantu seseorang, otak memberi respon berupa rasa puas dan bahagia. Respon otak ini kemudian mengakibatkan perasaan candu terhadap seseorang, sehingga orang tersebut tersugesti untuk terus membantu orang lain. - Norma Sosial
Masyarakat yang berada di dekat tempat kita tinggal berekspektasi agar kita selalu membantu satu sama lain. Dengan ekspektasi yang turun menurun tersebut, seringkali kita merasa sungkan atau tidak enak untuk tidak membantu orang lain. Adanya norma tersebut menanamkan pemikiran kita bahwa kita harus selalu membantu orang lain di mana pun, kapan pun, dan bagaimanapun keadaannya. - Lingkungan
Ketika lingkungan tempat tinggal kita terbiasa melakukan kegiatan saling membantu, maka akan tertanam kebiasaan untuk melakukan hal yang sama. Contohnya dalam suatu keluarga, ketika sang orang tua terbiasa untuk melakukan hal-hal bersama-sama dan saling membantu satu sama lain, maka anak cenderung akan mengikuti kebiasaan yang sering dilakukan oleh orangtuanya. - Empati
Seorang altruis mempunyai rasa empati yang besar. Ketika kita melihat orang lain mengalami kesusahan, seorang altruis tersugesti untuk terus membantu orang tersebut. - Menenangkan Hati
Ketika melihat seseorang yang sedang dalam kesusahan, terkadang perasaan kita akan tidak nyaman, resah, dan gelisah ketika kita tidak membantu orang tersebut. Dengan melakukan tindakan altruistik, kita akan merasa lega dan ikut senang ketika orang tersebut tidak lagi terlibat dalam kesusahan.
Sedangkan seorang people pleaser adalah tindakan membantu orang lain yang bertujuan untuk memberikan citra baik kepada dirinya sendiri. Jika tindakan altruistik dilakukan semata-mata untuk membantu orang lain dengan tulus dan untuk mencapai kepuasan diri, tindakan yang dilakukan oleh people pleaser dilakukan agar mendapat pandangan yang baik dari orang lain. Seorang people pleaser biasanya membantu orang lain karena mereka tidak ingin dijauhi oleh orang tersebut. Seorang altruis membantu orang lain karena memang peduli, namun beda dengan people pleaser yang membantu orang lain karena rasa takut.
Membantu orang lain merupakan hal yang terpuji. Alangkah baiknya jika kita meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan membantu jika memang dibutuhkan. Namun perlu diingat juga bahwa kita harus mengutamakan diri kita sendiri di atas orang lain. Jangan pernah memaksakan untuk membantu orang lain jika hal tersebut di luar kapasitas kita. Kenali perasaan yang ada dalam dirimu sendiri, apakah itu perasaan tulus untuk membantu, atau sekedar rasa takut dikucilkan. Jangan sampai berbuat baik kepada orang lain, namun berbuat buruk hingga merugikan diri sendiri.
Referensi:
Adinda, R. (2022). Altruisme: Pengertian, Teori, Faktor, dan Seberapa Penting Altruisme. Gramedia
WebMD Editorial Contributors. (2024). What Is a People Pleaser? WebMD
YDSF. (2022). Altruisme, Efek Negatif Menolong. Majalah Al Falah Edisi Februari 2017. YDSF
Oleh: Ghea Saqueena Ramadhaniar
Program Studi S1 Psikologi, Universitas Brawijaya