Kanal24, Malang – Wastra Indonesia, yang mencakup kain tradisional seperti batik, songket, dan tenun, adalah bagian penting dari warisan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Menghormati dan menggunakan wastra tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mendukung para pengrajin lokal yang menggantungkan hidup mereka pada seni ini. Dalam rangka merayakan Hari Berkebaya Nasional dan untuk menanamkan rasa bangga terhadap wastra Indonesia, Perempuan Punya Karya Jawa Timur dengan bangga mempersembahkan Workshop Berkain dan Berkebaya. Acara bertajuk “Bangga Wastra Indonesia” ini berlangsung di Sang Kudo Cafe, Jl. Imam Bonjol Atas No. 85A, Kota Batu.
Workshop ini dipandu oleh para ahli mode dan budaya terkemuka, termasuk Siska Sayekti, Ketua KCBIMR, Sri Endah Noviani, Sekretaris KCBIMR, dan Ricky Budi Setiawan, S.Pd, M.Pd, Founder House of Ricky sekaligus Pembina Duta Wisata Kabupaten Malang. Acara ini menarik minat banyak peserta yang ingin memperdalam pengetahuan tentang berkain dan berkebaya dengan cara yang benar dan estetis.
Baca juga : Perempuan Punya Karya Jawa Timur Rayakan Hari Berkebaya Nasional
Dalam workshop ini, peserta memperoleh berbagai pengetahuan penting seputar pemilihan kain yang tepat, teknik melilit kain yang nyaman dan estetik, serta cara memadukan kain dengan kebaya untuk menciptakan tampilan yang sempurna. Dengan biaya pendaftaran sebesar Rp. 50.000, peserta mendapatkan kesempatan berharga untuk berinteraksi langsung dengan para ahli, mendapatkan tips praktis, serta inspirasi dalam berbusana kebaya.
Ricky Budi Setiawan, sebagai salah satu pembicara utama, memberikan penjelasan mendalam tentang etika berkebaya. Dalam presentasinya, Ricky menyampaikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan saat mengenakan kebaya, khususnya bagi perempuan berhijab. “Memilih hijab yang sesuai dengan model kebaya kutu baru sangat penting. Utamakan kesederhanaan dan kenyamanan, serta hindari hijab yang terlalu mencolok atau berlebihan karena dapat mengurangi estetika kebaya,” jelas Ricky.
Ricky juga memberikan panduan dalam memilih model dasar kebaya. “Pilihlah model kebaya yang sederhana namun elegan, sehingga keanggunan wastra tradisional bisa menonjol. Hindari model kebaya yang terlalu rumit atau penuh hiasan, karena dapat mengalihkan fokus dari keindahan kain itu sendiri,” tambahnya.
Bagi mereka yang berbadan besar, Ricky menyarankan untuk memilih kebaya yang menonjolkan bentuk tubuh dengan cara yang elegan dan proporsional. “Hindari kebaya yang terlalu ketat atau terlalu longgar, karena dapat mengurangi kesan anggun dan nyaman,” ujarnya.
Dalam hal berkain, Ricky menekankan pentingnya kesederhanaan. “Pilih kain yang simpel dan mudah diatur, pastikan kenyamanan sepanjang hari. Hindari kain yang terlalu tebal atau berat, karena dapat mengurangi kenyamanan dan mobilitas,” saran Ricky.
Ricky menekankan bahwa berkebaya bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga tentang menghargai warisan budaya dan menampilkan diri dengan percaya diri serta anggun. “Berkebaya adalah cara kita menghormati tradisi dan budaya kita. Tampilkan diri dengan percaya diri dan anggun, dan ingat bahwa kesederhanaan seringkali lebih memukau daripada kemewahan yang berlebihan,” kata Ricky, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari peserta.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan para peserta dapat semakin mencintai dan bangga mengenakan wastra Indonesia, serta meneruskan tradisi berkebaya yang elegan dan bermartabat. Para peserta pulang dengan semangat baru untuk menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam keseharian, menjadikan kebaya sebagai bagian dari identitas budaya yang selalu dihormati dan dibanggakan.(din/yor)