Kanal24, Malang – Dalam acara pelatihan “Trainer of Training Kurikulum Outcomes Based Education (OBE) dan Penyiapan Akreditasi Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik Series 2 dan Series 3 Tahun 2024” yang digelar oleh Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB), Ketua Pengurus Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang diwakili Sekretaris Pengurus, Dr. H. Muhammad Faisal Aminuddin menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan bersama ini menjadi momen penting bagi pengembangan pendidikan tinggi NU di Indonesia, dengan fokus pada kerjasama dan sinergi antara perguruan tinggi NU dan Universitas Brawijaya.
Mengawali sambutannya, Dr. H. Muhammad Faisal Aminuddin menjelaskan bahwa logo UB menggambarkan komitmen yang kuat dalam pendidikan, dengan simbol dua pendamping yang mewakili anak-anak yang diposisikan sejajar. “Ini mencerminkan komitmen kita dalam pendidikan tinggi NU untuk berusaha keras dalam membangun dan mengembangkan universitas,” ujarnya.
Selama Orde Baru, NU tidak memiliki kesempatan untuk mendirikan perguruan tinggi. Akibatnya, banyak tokoh NU mendirikan yayasan dan universitas di atas lahan milik NU, seperti Universitas Islam Malang, Unisnu di Bandung, dan Unwahas di Semarang. Namun, dalam 10-11 tahun terakhir, NU berhasil mendirikan universitas sendiri, meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
“Saat ini, di bawah LPT PBNU, ada 282 perguruan tinggi swasta dengan 30 diantaranya langsung dikelola oleh PBNU, serta 5 universitas afiliasi yang lahannya milik NU,” jelas Dr. Faisal .
“Kami mengelola lebih dari 800.000 mahasiswa dengan sumber daya yang sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari perguruan tinggi yang lebih mapan seperti Universitas Brawijaya.”
Dr. Faisal menambahkan bahwa dukungan dari UB sangat berharga, tidak hanya dalam bentuk kerjasama riset, tetapi juga dalam berbagi sumber daya dan fasilitas. “Setiap ilmu yang dibagikan oleh para akademisi di sini dihitung sebagai amal jariyah. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Jumlah lulusan SMA yang tidak terserap di perguruan tinggi negeri masih sangat besar. Oleh karena itu, perguruan tinggi NU memiliki tanggung jawab untuk mendidik generasi muda yang tidak mendapatkan tempat di perguruan tinggi negeri. “Tren pertumbuhan penduduk lulusan SMA semakin meningkat hingga tahun 2035. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menyediakan pendidikan tinggi bagi mereka,” kata Dr. Faisal
Selain itu, acara ini juga ditandai dengan penandatanganan MOU antara UB dan ITS NU Pekalongan dan Universitas Brawijaya. Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. dengan beberapa universitas. “Ini adalah momen yang sangat berharga bagi kita semua. Kerjasama ini akan membuka banyak peluang bagi kita untuk berkolaborasi dalam pendidikan dan penelitian,” ujar Prof. Widodo.
Acara ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan sinergi antara perguruan tinggi NU dan Universitas Brawijaya. Dengan bekerja sama, kedua institusi ini berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. (nid)