KANAL24, Banyuwangi – Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Banyuwangi, 24-29 Juni 2019, serta diikuti 1.000 pelajar dan guru se-Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu tonggak pendorong lahirnya generasi muda yang cinta dunia riset.
”Para pelajar se-Indonesia itu diajak melakukan riset lapangan di berbagai tempat di Banyuwangi dengan cara yang menyenangkan, sehingga dunia riset tak lagi dinilai selalu membosankan. Kami berterima kasih kepada LIPI telah menunjuk Banyuwangi sebagai tuan rumah,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (26/6/2019).
Dilansir dari web kabupaten Banyuwangi, ribuan peserta PIRN itu, sambung Anas, melakukan eksperimen bidang ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, dan ilmu teknik di sejumlah lokasi di Banyuwangi, seperti lokasi konservasi terumbu karang di Bangsring Underwater, Agro Wisata Tamansuruh, Pusat Kopi Gombengsari, Desa Adat Osing Kemiren, dan Mal Pelayanan Publik.
Anas mengutip data R&D Magazine Survey yang menyebutkan, dana untuk penelitian di Indonesia pada 2018 diperkirakan sekitar USD 10,23 miliar atau 0,91 persen dari PDB. Angka itu menjadikan Indonesia sebagai negara berperingkat 28 terbesar terkait dana riset dari 116 negara.
”Riset ini bisa dibilang kunci segala hal. Dan itu didorong pemerintah pusat dengan terus menaikkan dana riset. Semoga dari ajang PIRN di Banyuwangi ini bisa lahir generasi sains milenial yang di masa depan menjadi peneliti andal Indonesia,” jelasnya.
Anas menambahkan, stimulus untuk mendorong anak muda menggeluti dunia ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus dilakukan Pemkab Banyuwangi ke depan. Di antaranya dengan beasiswa mahasiswa, hibah penelitian dengan berbagai kampus, hibah penelitian untuk mahasiswa terutama pada tema yang membantu pertanian dan UMKM Banyuwangi, serta riset terapan pertanian seperti untuk lahan uji coba dan uji varietas.
”Itu merupakan respons daerah terhadap arah kebijakan pemerintah pusat yang akan fokus mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) pada tahun-tahun mendatang,” ujar Anas.
Dia menambahkan, Pemkab Banyuwangi juga mendorong kementerian, lembaga pendidikan, BUMN, dan swasta untuk melakukan riset di Banyuwangi, baik terkait riset terapan maupun pengembangan produk dan proses bisnis baru.
”Silakan, Banyuwangi sangat terbuka untuk inovasi. Misalnya ada kampus menemukan skema pengembangan ternak, bisa kolaborasi dengan kami. Seperti misalnya Walton Family Foundation dari Amerika Serikat yang mencoba menerapkan teknik-teknik baru untuk meningkatkan produktivitas tambak udang di Banyuwangi secara berkelanjutan,” jelas Anas. (sdk)