Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Bediding di Transisi Musim, Malang Raya bak Kulkas Raksasa

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 3, 2023
in Gaya Hidup
0
10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bediding sebagai Fenomena Alam Tahunan

Beberapa minggu terakhir, Malang Raya berganti kondisi udara, bak “kulkas raksasa”. Begitu surup (senja) tiba, rasa “nyes” di kulit arinmulai terasa. Yang semakin atis atau tiris (dinigin) demikian memasuki waktu malam. Jaket, sarung, syal, switer, kemul, dan penghangat lain menjadi diperlukan kontribusinya. Kota Malang yang konon disebut “Kota Dingin” dan perlahan kian “kehilangan dinginnya” lantaran padat penghuni dan dijejali polusi gas buang pabrik serta kendaraan bermotor, pada pertengahan Juni hingga pertengahan Agustus seakan kembali “ke fitroh”-nya sebagai “Kota Dinigin”. Sesekali terlihat sejumlah orang yang mengerumuni diang (api unggun) untuk “nyudo adem (mengurangi dingin). Hawa dingin kian tambah menguat bila menuju ke arah Sengkaling, terlebih ke Batu. Begitu pula apaila ke Lawang, Dampit hingga Ampel Gading. Pendek kata, warga Malang Raya tengah “penen adem (panen dingin)”. 

Pada dataran tinggi Dieng dan Bromo-Seneru bahkan terjadi fenomena “embun beku/es” lantaran suhu udara turun drastis hingga mencapai “derajad minus”, sehingga muncul sebutan keren misalnya “frozen Bromo“. Suatu fenomena alam yang justru diminati oleh para wisatawan. Demikian dinginnya, embun malam terlihat di pagi hari membaluti daun ilalang dan dedaunan tanaman sayur-mayur budidaya petani. Serbuk es ini dapat menyebabkan tanaman sayur mati, seolah terkena embun yang berbisa. Terkait itu, dalam istilah Tengger ada sebutan “bun upas (embun berbisa)”. Konon, untuk mencegah matinya tanaman sayur-mayur lantaran bun upas, para petani sayur Temgger mengkompres tanamannya dengan air yang dicampur dengan gerusan adas. Memang, pada dataran tinggi Tengger banyak didapat rumput- rumput adas, yang umbian pada akarnya antara lain dapat dimanfaatkan buat mengompres sayur-mayur — selain sebagai toga (tanaman obat) bersama dengan puloaras — sehingga ada sebutan “adas-pulowaras”. Kata “adas” itulah yang juga melatari penamaan desa terakhir (tertinggi) di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang dan sebuah desa di areal Tengger Kabupaten Pasuruan dengan nama “Desa Ngadas”. 

Orang Jawa menyebut kurun waktu “sisipan musim” yang terasa dingin ini dengan “bediding“. Sebagai istilah, kata ini ternyata telah kedapatan semenjak Masa Hindu-Buddha, sebagai kosa kata dalam bahasa Jawa Tengahan. Adapun kata dasar (lingga, tembung linggo)-nya adalah “diding“, dengan kata jadian “kamadidingen“, seperti terdapat dalan pustaka Sumanasantaka (28.26), yang secara harafiah berarti : menggigil karena demam atau dingin (Zoetmulder, 1995: 216). Efek dari hawa dingin tersebut memang bisa “menggigilkan badan (nggigil lumantar katisen)”. Dalam perkembangannya, kata dasar “diding” mendapat bentukkan menjadi “bediding”, yang lebih menunjuk kepada hawa yang dingin, bahkan amat dingin. 

Bediding pada Sub-Musim “Transisi” 

Bediding tak erjadi setiap bulan dalam setahun, namun hanya pada bulan-bulan tertentu, yakni dua bulan atau lebih sedikit, tepatnya kurun waktu “transisi (peralihan)” pada pasca musim penghujan (rendeng) ke kemarau (ketigo). Kurun waktu pendek ni dalam istilah klimatologi Jawa dinamai “wareng” atau “masa pancaroba” dalam bahasa Indonesia. Sebutan “wareng” dalam arti : transisi acapkali dipakai untuk menamai ayam jago (sebutannya “jago wareng”), yakni ayam jantan yang berada pada peralihan dari ayam usia anakan ke ayam usia dewasa . Pitik jago wareng telah mulai bisa berkokok (kluruk), meski kluruknya masih belum sempurna. Bediding oleh warga yang tingga du daerah tropis seperti di Indonesia dijadikan sebagai tengara (petanda) alamiah bahwa musim kemarau segera tiba atau malahan telah tiba “awal musim kemarau”. 

Bersamaan dengan tibanya sub-musim bediding,  bunga sejumpah tanaman mulai betmekaran. Oleh karena itu, kata “bediding” acap diikuti dengan nama bunga tanaman tertentu, seperti : bediding kembang randu, bediding kembang pelem (poh, mangga), dsb. Berbunganya tanaman buah itu merupakan berkah bagi para petani-pekebun, karena sebentar lagi mereka bakal menuai panen buah. Selain hawa dingin (bediding) dan musim bunga, ada petanda alam lain pada musim wareng sebagai segara tibanya musim kemarau, yakni terdengar suara khas dari insekta cenggeret (gareng pung). Nah, bediding dengan demikian berfungsi sebagai pemberi petunjuk (petunjuk alamiah) berkenaan dengan terjadinya alih musim dan jelang musim buah. Bagi para petani yang dikenal cermat (setiti) dalam memperhatikan fenomena alam, bediding adalah “petunjuk alamiah” yang penting bagi rotasi aktifitas agrarisnya terkait musim.

Pada wilayah Malang raya, begitu pula berbagai tempat di Jawa, sub-musim bediding hampir ajeg tiba di pertengahan bulan Juni, selama bulan Juli, hingga pertengahan Agustus. Bulan-bulan itulah yang karenanya dijuluki dengan “wulan/sasi bediding”, yakni bulan-bulan dingin dalam setiap tahun. Katika itu, pada siang hari udara tersa panas dan kering, namun berbalik dingin dan berembun di malam hari. Air pemukaan tidak hanya terasa sejuk (anyes), namun berubah menjadi dingin (adem, anyep), atau bahkan amat dingin (anyep/adem njejep). Oleh karena itu, difahami apabila yang biasanya mandi dengan air dingin (banyu adem), kala beding maunya sih mandi dengan air hangat (banyu anget) atau air rebusan (banyu jarang). Minuman dingin, terlebih ber-es kurang diminati. Sebaliknya, orang lebih berminat kepada minuman hangat atau yang berefek menghangatkan.

Penghangatan Tubuh Dikala Bediding

Sebagai “makhluk adaptif”, manusia berikhtiar menyesuaiksn diri dengan kondisi suhu udara dingin itu dengan perangkat budayanya. Busana hangat (jaket, switer, sarung, sleyer, kemul, dsb.) amat menolongnya, yakni guna mengurangi rasa dingin yang berlebih. Terkait dengan sarung, ada cara pemakaian sarung yang tidak biasa, yaitu dikemulkan ke badan untuk mengurangi rasa dingin yang menyengat tubuh, yang dinamai “redong-redong sarung”. Apabila tidur, maka kain hangat diselimutkan penuh (brukut), yang juga disebuti dengan “sembujung“. Atau bila masih terjaga dan berada di tempat terbuka, tak sedikit orang melakukan “api-api”, yakni memposisikan diri di dekat atau di sekeliling diang (api unggun). Adapun khusus bagi yang tengah berpacaran, bediding dijadikan “alibi alamiah” untuk lebih ‘lengket’ dengan sang pacar.

Bagi yang telah menikah, efeknya adalah tidak sedikit anak yang terlahir lantaran “keintiman suami-istri” di kala bediding tiba. Hal serupa juga terjadi pada dunia kucing, yang ditandai dengan “musim kawin kucing (kucing gandik)”. Serupa itu terjadi pada anjing. Musim kawin anjing bisa dilihat pada adanya “asu gancet” yang asyik- masyik bersenggama lama di tempat tebuka. Musim mediding di satu pihak menghadirkan kondisi picu bagi adanya “musim senggama” pada pihak lain, baik pada manusia maupun binatang. Ya memang, di hawa dingin butuh penghangatan, tidak terkecuali penghangatan seksual, sehingga ada perkataan “bediding enake yo kelonan (bediding enaknya ya tidur bersama”. 

Demikianlah sekelumit paparan mengenai sub musim bediding. Fenomena alam yang walau cukup pendek waktu, namun mrmberi rona khas bagi kehidupan makhluk hidup (manudia, hewan ataupun tumbuhan). Semoga tulisan bersahaja ini memberikan kefaedahan. Nuwun.

Sangkaling, 25 Juni 2019. 
Griya Ajar CITRALEKHA

 

M. Dwi Cahyono, Dosen Sejarah UM dan Budayawan Malang

Post Views: 321
Previous Post

Menpar Berharap Ajang Bali Beyond & Travel Fair 2019 Bisa Mendunia

Next Post

Jasa Marga Optimistis Tol Manado-Bitung Beroperasi Pada 2020

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

Jasa Marga Optimistis Tol Manado-Bitung Beroperasi Pada 2020

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Partisipasi Pemilih Pildek FT UB Capai 96%, Prof. Hadi Suyono Unggul

Partisipasi Pemilih Pildek FT UB Capai 96%, Prof. Hadi Suyono Unggul

May 9, 2025
Menurut Pakar UB, Drainase Malang Perlu Revolusi

Menurut Pakar UB, Drainase Malang Perlu Revolusi

May 9, 2025
OJK Dorong Mahasiswa Jadi Cerdas Finansial

OJK Dorong Mahasiswa Jadi Cerdas Finansial

May 9, 2025
Investasi Jepang di Indonesia Naik Drastis

Investasi Jepang di Indonesia Naik Drastis

May 9, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023