Kanal24, Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang merilis laporan terbaru yang mencatat tingkat inflasi Year on Year (y-on-y) di Kota Malang pada bulan Agustus 2024 sebesar 1,88 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,14. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan harga yang merata di hampir semua kelompok pengeluaran, mencerminkan tren inflasi yang stabil namun tetap perlu diwaspadai oleh berbagai pihak.
Inflasi y-on-y sebesar 1,88 persen ini terjadi seiring dengan kenaikan harga di seluruh kelompok pengeluaran utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat kenaikan tertinggi sebesar 2,51 persen, disusul oleh kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami inflasi sebesar 3,06 persen. Kelompok kesehatan juga turut mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,92 persen, yang mencerminkan peningkatan biaya perawatan kesehatan di kota ini.
Dalam laporannya, BPS Kota Malang juga mencatat bahwa inflasi Month to Month (m-to-m) pada Agustus 2024 berada di angka 0,04 persen. Ini menunjukkan bahwa secara bulanan, kenaikan harga di Kota Malang relatif stabil, meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, seperti beras, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Selain itu, tingkat inflasi Year to Date (y-to-d) yang tercatat sebesar 0,60 persen menandakan bahwa sepanjang tahun 2024, kenaikan harga di Kota Malang terjaga pada level yang moderat. Kondisi ini menunjukkan adanya upaya pengendalian inflasi yang cukup efektif dari berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah dan otoritas terkait.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi y-on-y pada Agustus 2024 ini lebih rendah daripada Agustus 2023 yang mencapai 3,17 persen, dan jauh di bawah angka Agustus 2022 yang sebesar 5,94 persen. Penurunan ini menjadi indikator positif yang menunjukkan adanya perbaikan dalam stabilitas harga di Kota Malang, meskipun tantangan ekonomi global masih berpengaruh.
Lebih lanjut, laporan ini juga memaparkan komoditas-komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi di Kota Malang. Beras, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi penyumbang inflasi terbesar dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi tertinggi sebesar 6,94 persen, yang dipengaruhi oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan pribadi seperti emas perhiasan dan produk perawatan.
Dalam rilis berita yang disampaikan di Malang Creative Center pada 2 September 2024, Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menekankan pentingnya pemahaman terhadap kondisi inflasi ini. “Meskipun inflasi di Kota Malang pada tahun ini menunjukkan tren yang lebih stabil, kita semua harus tetap waspada terhadap fluktuasi harga yang bisa mempengaruhi daya beli masyarakat. Kami berharap, data yang kami sampaikan dapat membantu pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi,” ujar Umar Sjaifudin.
BPS Kota Malang mengingatkan bahwa meskipun inflasi terpantau lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masyarakat dan pelaku usaha tetap perlu waspada terhadap fluktuasi harga yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Stabilitas harga yang tercipta hingga saat ini harus terus dijaga dengan kebijakan ekonomi yang tepat dan adaptif terhadap perubahan kondisi pasar.
Laporan ini menjadi acuan penting bagi pemerintah daerah, pelaku ekonomi, dan masyarakat untuk memahami dinamika harga yang terjadi di Kota Malang. BPS Kota Malang terus berkomitmen untuk memberikan data yang akurat dan relevan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang dapat menjaga kesejahteraan masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut, BPS Kota Malang dapat dihubungi melalui situs resmi mereka di malangkota.bps.go.id atau melalui kontak langsung ke kantor BPS Kota Malang.