Kanal24, Malang – Dewan Jamu Indonesia, Jawa Timur dan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) akan menggelar dua konferensi internasional, yaitu 1st International Conference on Jamu and Alternative Medicine (ICJAM) dan 15th International Conference on Global Resource Conservation (ICGRC) di Ijen Suites Resort & Convention Hotel Malang pada 10-11 September 2024. Mengusung tema besar “Harmony in Nature and Health: Bioprospecting in Practices and Regulatory,” acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan bioprospecting, jamu, dan pengobatan alternatif di Indonesia dan dunia.
Dinia Rizqi Dwijayanti, D.Sc, selaku Ketua Panitia ICJAM dan ICGRC 2024, menjelaskan Kepada Kanal24 pada Rabu (04/09/2024) bahwa dalam konferensi ini, terdapat dua sesi besar yang akan menjadi pusat perhatian, yaitu Plantation dan Parallel Session. Di dalam sesi Plantation, para peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang potensi bioprospecting dalam dunia tanaman obat dan jamu. Sementara itu, Parallel Session akan menampilkan berbagai presentasi ilmiah dari akademisi dan peneliti yang membahas berbagai aspek konservasi sumber daya global dan pengembangan jamu.
Selain dua sesi utama tersebut, konferensi ini juga akan menampilkan berbagai forum diskusi kecil seperti Focus Group Discussion bersama anggota Dewan Jamu Jawa Timur. Forum ini dirancang untuk membahas isu-isu terkini dan tantangan dalam pengembangan jamu di tingkat regional. Sebuah acara Special Gathering juga akan diadakan untuk menghormati pensiunnya Dr. Firman, seorang ahli biologi dari Universitas Brawijaya, yang telah memberikan kontribusi besar dalam penelitian jamu dan biologi.
Dinia menambahkan bahwa salah satu motivasi utama di balik penyelenggaraan acara ini adalah mendukung program Universitas Brawijaya dalam menghasilkan 3.000 publikasi ilmiah dari dosen-dosen biologi pada tahun depan. “Kami ingin mendukung pencapaian tersebut dengan mengadakan konferensi ini, yang juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan Dewan Jamu Jawa Timur yang baru saja dibentuk tahun lalu,” ungkap Dinia.
Selain itu, tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk mengangkat tema besar “Harmony in Nature and Health,” yang bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa penelitian dalam bidang jamu memiliki kaitan erat dengan keseimbangan alam. Dinia menekankan bahwa pengembangan jamu dan bioprospecting tidak hanya berfokus pada manfaat kesehatan, tetapi juga pada bagaimana menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem secara keseluruhan.
Konferensi ini akan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi, dosen, mahasiswa, hingga siswa SMA yang akan berpartisipasi dalam Poster Idea Competition. Tidak hanya itu, masyarakat umum dan pelaku UMKM yang bergerak di bidang jamu juga akan turut ambil bagian. Dinia menjelaskan, “Kami ingin memberikan ruang bagi siswa SMA dan masyarakat umum untuk turut serta dalam pengembangan jamu melalui kompetisi dan partisipasi aktif.”
Sebagai output utama dari konferensi ini, Dinia berharap dapat mencapai target 3.000 publikasi ilmiah yang berkaitan dengan tema jamu dan bioprospecting. Publikasi ini akan diproses melalui proceedings konferensi dan sebagian akan disubmit ke jurnal-jurnal ilmiah di Universitas Brawijaya. “Kami berharap konferensi ini dapat memberikan kontribusi besar dalam menduniakan jamu dan menunjukkan kepada dunia potensi besar yang dimiliki oleh tanaman obat Indonesia,” pungkasnya.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mendorong pengembangan jamu dan pengobatan alternatif di Indonesia, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan bioprospecting di dunia. (una/nid)
Comments 1