KANAL24, Malang – Seni budaya yang ada dalam masyarakat dapat menjadi media untuk pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Salah satunya Topeng Malang yang menjadi program pengabdian masyarakat oleh Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB. “Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Topeng Malangan dalam Pengembangan Desa Wisata Sengguruh” adalah salah satu kegiatan PKM yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Prof. Setyo Tri Wahyudi, S.E., M.Ec., Ph.D., dan Dr. Nurul Badriyah, S.E., M.E., bersama dengan beberapa mahasiswa PKM yaitu, Bagus Titan Wijaya, Adellia Fitriani, Mohammad Farrell Agung Satrio, Radja Rifhad Irawan, dan Adela Putri Oktavia. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan potensi Desa Sengguruh sebagai destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan, sambil meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan budaya lokal, terutama Topeng Malangan.
Salah satu tahapan kegiatan ini adalah “Focus Group Discussion” (FGD). Tahapan sebelumnya, seperti “bincang masalah”, berfokus pada masalah seperti rencana program dan kebutuhan mitra sasaran. FGD dimulai pada 16 Juli 2024 di Kantor Balai Desa Sengguruh. Ketua Koordinator Pelaksana, Sekretaris Desa Sengguruh, mahasiswa, dan perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat dan pihak-pihak terkait turut hadir.
Prof. Setyo Tri Wahyudi, Dosen Ketua PKM, menyampaikan pentingnya kerja sama antara Universitas Brawijaya dan Desa Sengguruh melalui kegiatan PKM. Menurutnya,
“Pemberdayaan masyarakat penting ini penting, yang bisa dikembangkan melalui identifikasi potensi desa dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Fokus utama dari FGD ini adalah pada pemberdayaan dan pengembangan desa wisata, yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Setyo.
Diharapkan ada peningkatan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat Desa Sengguruh sebagai hasil dari pemberdayaan ekonomi berbasis budaya ini. Desa ini dapat menarik lebih banyak wisatawan dengan meningkatkan potensi budaya lokal seperti Topeng Malangan. Identifikasi potensi Topeng Malangan, pembuatan rencana pengembangan desa wisata, dan pelatihan masyarakat setempat tentang strategi bisnis dan pemasaran adalah semua bagian dari program. Selain itu, tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya mereka.
Sekretaris Desa Sengguruh, Lilis Supriati, mewakili Desa Sengguruh dalam Focus Group Discussion (FGD) ini. Dalam sambutan, Sekdes perempuan ini menekankan potensi program pemberdayaan masyarakat di Desa Sengguruh. ”Desa Sengguruh memiliki tiga kelompok elemen masyarakat, yaitu pengelola bank sampah, ketua komite, dan ketua kesenian, yang masing-masing menghadapi berbagai tantangan yang perlu didiskusikan dan diatasi bersama. Harapan kami melalui kegiatan ini mampu memberikan arahan serta motivasi dalam peningkatan pengelolaan bank sampah, yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pengelolaan sampah yang efektif”, tegasnya.
Seluruh pihak di Desa Sengguruh menyambut baik kegiatan PKM ini. Menurut Sekretaris Desa Sengguruh, program ini dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Karena Desa Sengguruh menjadi tempat di mana siswa membagikan pengetahuan mereka kepada masyarakat, dan mereka membutuhkan bantuan dalam mengelola, mengembangkan, dan memasarkan semua produk dan potensinya agar Desa Sengguruh dapat menjadi Desa Wisata di masa depan.
Dengan motto “SENGGURUH HEBAT”, kami berharap Desa Sengguruh dapat berkembang menjadi desa wisata unggulan yang mampu memberdayakan masyarakat setempat sekaligus menarik wisatawan dari berbagai daerah. Untuk menghasilkan pengalaman wisata yang unik dan berkesan, kami ingin memanfaatkan kekayaan alam, budaya, dan kreativitas masyarakat. Menurut Lilis Supriati, “Kami optimis Desa Sengguruh dapat mewujudkan visi ini dengan menjadi destinasi yang memikat pengunjung dengan keindahan dan keramahannya serta memberikan dampak ekonomi yang positif dan berkelanjutan bagi seluruh warga desa,” pungkasnya. (sdk)