Kanal24, Malang – Indonesia Mental Health Summit (IMHS) 2024 hadir sebagai bagian dari perayaan World Mental Health Day yang berlangsung di Sarinah Mall Malang sejak Jumat hingga Minggu (25 – 27/10/2024). Acara ini diinisiasi oleh sejumlah praktisi kesehatan mental, komunitas lokal, hingga berbagai elemen masyarakat dalam upaya mempromosikan pentingnya kesehatan mental bagi publik. Dihadiri oleh tokoh-tokoh kesehatan mental terkemuka serta berbagai komunitas dan institusi, IMHS menjadi wadah sinergi bagi mereka yang ingin memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Ade Laressa, Ketua Pelaksana IMHS 2024, menjelaskan bahwa acara ini memberikan edukasi tentang kesehatan mental kepada masyarakat, khususnya di Malang. “Awalnya kami hanya ingin mengadakan kegiatan sederhana di Sarinah, tapi akhirnya berkembang menjadi kolaborasi lintas komunitas. Semua ini tidak lepas dari antusiasme teman-teman yang ingin memperingati World Mental Health Day dengan menyelenggarakan rangkaian kegiatan ini,” ujar Ade.
Salah satu gagasan utama dalam IMHS 2024 adalah untuk melibatkan para pakar dan profesional di bidang kesehatan mental. Reza, seorang psikolog yang menjadi salah satu penggagas kegiatan ini, mengungkapkan harapannya agar IMHS dapat menjadi ajang edukasi dan advokasi kesehatan mental bagi semua kalangan. “Kami ingin masyarakat lebih peduli pada isu kesehatan mental. Karena itu, kami mengundang tokoh-tokoh seperti Kak Seto yang telah lama berperan dalam dunia psikologi anak dan remaja, serta kolega-kolega saya seperti Bu Ida Pramesti, aktivis sekaligus penulis, dan Mbak Laras Carissa, seorang psikolog di Altea,” tutur Reza.
Selain itu, kegiatan ini turut melibatkan Dr. Nurul Huda, pendiri “Dokter Sedekah” yang dikenal sebagai figur inspiratif di bidang kesehatan, serta Mbak Dewi Yuhana, jurnalis senior yang kini memiliki perusahaan media sendiri. “Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, dari kalangan psikolog, dokter, hingga jurnalis, agar perspektif yang dibawa dalam acara ini beragam dan komprehensif,” tambah Reza.
IMHS 2024 menawarkan rangkaian acara yang kaya dan interaktif. Sejak pagi hari, peserta sudah disuguhi webinar internasional yang melibatkan psikolog dari Norwegia, Prancis, serta ketua PC Jepang, yang semuanya berbicara tentang isu-isu mental health dalam perspektif global. Kak Seto membuka webinar sesi pertama, disusul dengan berbagai pembicara lainnya, termasuk psikolog terkenal dari Prancis yang memperkenalkan metode tes psikologi terbaru.
Di siang hari, berlangsung pula sesi workshop publik yang dipandu oleh pakar public speaking, Zenitha Kurnia Putri, S.I.Kom., M.I.Kom., yang memberikan pelatihan keterampilan komunikasi kepada peserta. Workshop ini dirancang agar para peserta tidak hanya memperoleh wawasan tentang kesehatan mental, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan positif kepada publik dengan lebih efektif.
Selain itu, acara ini juga diramaikan dengan bazar yang diikuti oleh berbagai instansi dan komunitas. Partisipan datang dari beragam latar belakang, seperti Lapas Perempuan, Bapak (Badan Pembinaan Kesehatan Anak dan Remaja), dan beberapa kampus seperti Universitas Merdeka (Unmer) dan Universitas Galuh (Unigal). Stand bazar ini menawarkan produk-produk dari masing-masing partisipan, mulai dari karya tangan, produk edukasi, hingga produk kreatif lainnya. Untuk menambah semarak, ada lomba bazar, lomba karaoke, serta kompetisi lainnya yang menyatukan semua elemen masyarakat dalam suasana yang penuh kekeluargaan.
Puncak acara IMHS 2024 akan diisi dengan pengumuman pemenang lomba serta penghargaan kepada tokoh-tokoh inspiratif dan media yang telah berkontribusi besar dalam mempromosikan kesehatan mental di Indonesia. “Kami berharap acara ini tidak hanya berhenti di sini. Kami ingin terus membangun sinergi antara berbagai komunitas, baik di Malang maupun di seluruh Indonesia, agar kesehatan mental semakin mendapat tempat di hati masyarakat,” ujar Ade Laressa dalam penutupan acara.
Dengan diadakannya IMHS 2024 di Malang, harapannya dapat membantu kota ini mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kota kreatif dunia yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2025. Kolaborasi antara berbagai komunitas di Malang dan dukungan dari para tokoh nasional seperti Kak Seto menunjukkan potensi besar Malang sebagai kota yang peduli dan aktif dalam isu-isu sosial dan kesehatan mental.
Ade menutup dengan optimisme bahwa IMHS akan menjadi ajang tahunan yang lebih besar dan dapat terus menggugah masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan mental, “Kami berharap, ini akan menjadi awal dari banyak inisiatif lainnya yang dapat mendukung kesejahteraan mental masyarakat Indonesia,” ujarnya. (nid)