Pusat inti kemanusiaan ada pada hati (qolbu). Hati sebagai penentu arah dan kompas kehidupan. Mengarahkan kemana kaki harus melangkah dan jiwa harus berlabuh. Pada hati yang hidup maka tempat berlabuhnya adalah tempat sujud yang menenangkan dan menetramkan jiwa. Namun pada hati yang sakit bahkan mati maka akan bersimpuh dalam kuasa nafsu yang tak pernah puas.
Hati tidaklah selamanya hidup hingga menjulangkan akhlaq mulia, namun mudah sekali berbolak-balik dan berubah-ubah. Karena memang demikianlah fitrah daripada hati, yaitu tempat yang selalu berbolak balik. Sebagaimana pengertian hati :
سُمِي القلب لتقلبه و سمي الانسان لنسينه
Dinamakan hati sebab (hati) selalu berbolak balik, dan dinamakan manusia sebab (memiliki sifat selalu) lupa.
Karena hati adalah pusat pertarungan antara suara kebaikan dan keburukan maka hati perlu dikawal agar tetap berada pada fitrah kebaikannya. Cara mengawal dan menyelamatkan hati salah satunya adalah berkumpul dengan orang shaleh (wong kang sholih kumpulono). Momentum untuk berkumpul dengan orang shaleh itu sangatlah banyak, bisa dalam bentuknya dzikir shalawatan, doa bersama, tahlilan, kumpul dalam majelis ilmu atau dalam sebuah musabaqah dan silaturrahim.
Silaturrahim yang terindah adalah apabila kita bisa berkumpul dengan para ahli dan pecinta alquran. Sebab sebagaimana disampaikan oleh Nabi bahwa sebaik-baik orang adalah mereka yang belajar dan mengajarkan alquran, artinya para ahli alquran. Perkumpulan terindah adalah disaat berkumpul para ahli dan pencinta alquran dalam sebuah majelis untuk mengagungkan , memuliakan dan mendalami alquran. Suatu majelis yang didalamnya tidak ada satupun yang dibahas kecuali alquran. Suatu majelis yang Alquran dibaca dengan merdu, dihafalkan setiap surat demi suratnya, didalami setiap siratan maknanya, diungkap setiap rahasia-rahasia besar kemukjizatannya, diuntai dengan kalimat-kalimat indah dalam keagungan dakwah, dan berbagai keindahan bait yang dikumandangkan dalam bingkai musabaqah para pecinta kalam mulya.
Inilah taman surga yang Allah titipkan di dunia yaitu berupa majelis dzikir tempat berkumpulnya para pembaca alquran, pencinta alquran dan para pengkhidmad alquran. Alangkah indahnya pertemuan para pencinta ini karena hari-hari mereka dikelilingi semerbak wangi dan taburan rahmad Allah swt yang dibawa oleh ribuan para malaikat-malaikat Nya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)
Alangkah indah dan bahagianya pertemuan itu. Dan alangkah ruginya bagi manusia yang disaat berkumpul para pencinta alquran namun mereka tak mampu mengambil manisnya ilmu dari para ahlinya dan berkhidmad kepada para pencintanya. Padahal itu taman surga yang Allah anugerahkan di muka bumi. Suatu ketika, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mendengar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kamu melewati taman-taman Surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” (HR. Tirmidzi)
Perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) adalah secuil taman surga yang Allah swt hadirkan di tengah-tengah kita. Alquran telah mampu mempertemukan setiap insan dalam kebersamaan, ukhuwah dan silaturrahim. Tiadalah silaturrahim yang indah dan kokoh kecuali silaturrahim para pecinta kalam mulia ini. Alquran mampu menembus relung-relung hati setiap insan yang berbeda untuk saling menguatkan rasa ukhuwah dan kebersamaan sekalipun berbeda tempat asal dari berbagai penjuru. Namun demikianlah resonansi aura Alquran, mampu memanggil para pencintanya untuk berkumpul dalam episentrum mukjizat alquran.
Semoga Alquran menjadi jalan kemuliaan bagi kita semua, semoga Allah swt mencurahkan kasih sayangnya kepada kita sebab Alquran, semoga alquran menjadi cahaya penunjuk bagi kita di akhirat, semoga alquran mampu menjadi pengingat kita dikala lupa dan sebagai hujjah saat pertanggungjawaban.
Sesungguhnya surga merindu kepada para pencintanya, yaitu mereka yang dalam lisannya, perilakunya dan hatinya hanya ada alquran. Marilah kita pinang surga dengan alquran dan semoga Allah swt menerima pinangan kita dan meridhai langkah kita hingga memasuki pintu surgaNya dan dikumpulkan dengan para ahli alquran serta para pecintanya di kenikmatan FirdausNya.. Aamiiin…
Akhmad Muwafik Saleh, dosen FISIP UB dan Motivator