Kanal24 – Belakangan ini, produk skincare dengan klaim yang dianggap “overclaim” atau berlebihan sedang menjadi sorotan masyarakat. Klaim-klaim seperti “whitening dalam seminggu” atau “kulit mulus dalam hitungan hari” banyak memikat konsumen. Namun, hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa beberapa produk tersebut mengandung bahan aktif dalam kadar yang tidak sesuai dengan klaim yang dipasarkan, yang akhirnya dapat merugikan konsumen.
Fenomena ini tidak lepas dari maraknya brand skincare yang diciptakan oleh pemilik usaha tanpa latar belakang medis. Banyak di antara mereka yang bekerja sama dengan pabrik atau maklon untuk memproduksi massal skincare tanpa pemahaman mendalam mengenai kandungan yang seharusnya ada dalam produknya. Menurut dr. Eklendro Senduk, D, AAAM, M.Ks., atau yang lebih akrab dikenal sebagai dr. Ekles, tak jarang para pemilik produk ini hanya berfokus pada klaim pemasaran dan membiarkan pabrik menentukan kadar kandungan, bahkan jika itu sangat minimal dan tidak sejalan dengan klaim yang mereka promosikan.
“Sering kali, pemilik brand langsung memesan produksi di maklon tanpa memahami isi kandungan produk tersebut. Mereka hanya meminta klaim pemutih atau anti-aging, tetapi nyatanya kandungan aktif yang dimasukkan sangat minim, tidak sesuai dengan klaim 10 persen yang dipromosikan,” ujar dr. Ekles.
Pentingnya Memilih Brand yang Terpercaya
Dr. Ekles menegaskan agar masyarakat lebih selektif dalam memilih produk skincare. Mengutamakan brand yang sudah memiliki rekam jejak yang baik dan bertahan lama di pasaran adalah salah satu cara untuk memastikan keamanan produk. “Pilihlah brand yang established, yang sudah memiliki reputasi baik. Track record yang panjang menunjukkan bahwa brand tersebut berkomitmen terhadap keamanan dan efektivitas produk,” tambah dr. Ekles.
Ia mengingatkan agar konsumen tidak mudah terpengaruh oleh produk baru yang tiba-tiba viral dengan klaim fantastis. Sering kali, produk baru ini belum memiliki bukti atau testimoni yang cukup untuk menunjukkan keamanan dan efektivitasnya dalam jangka panjang.
Masalah Produk Bermerkuri di Pasaran
Di luar masalah overclaim, dr. Ekles juga menyoroti tingginya peredaran produk skincare yang mengandung merkuri di pasaran, terutama di daerah-daerah tertentu. Produk-produk ini biasanya menawarkan hasil instan, seperti kulit yang tampak cerah dalam hitungan hari. Namun, merkuri memiliki dampak negatif jangka panjang yang serius bagi kesehatan kulit, termasuk risiko munculnya flek hitam dan bahkan kanker kulit.
“Masyarakat seringkali tergoda karena hasilnya cepat. Mereka tidak peduli dengan bahaya merkuri, karena mereka merasakan efek instan. Namun, setelah beberapa bulan atau tahun, mereka mulai melihat efek buruknya, bahkan ada yang berujung kanker kulit,” ungkap dr. Ekles.
Inisiatif untuk Praktek Estetika yang Aman
Sebagai langkah untuk mempromosikan praktik estetika yang aman di Indonesia, Ekles Academy by dr Ekles bekerja sama dengan Korean Medical Business Smart Solution (K-MBSS), platform medis estetika ternama dari Korea Selatan. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para dokter estetika di Indonesia melalui pelatihan yang lebih terstruktur dan standar yang lebih tinggi.
Dengan adanya program ini, diharapkan para dokter estetika di Indonesia dapat semakin terampil dan teliti dalam memahami kandungan skincare yang aman dan efektif bagi konsumen. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan ekosistem estetika yang lebih aman dan dapat dipercaya di Indonesia.
Dalam memilih produk skincare, konsumen sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti. Jangan mudah tergoda dengan klaim instan yang belum terbukti kebenarannya. Pilih produk yang aman dengan rekam jejak yang jelas dan hindari produk yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Dengan lebih selektif, kita dapat menjaga kesehatan kulit serta memastikan bahwa produk yang kita gunakan benar-benar memberikan manfaat seperti yang dijanjikan, tanpa risiko yang membahayakan di kemudian hari. (una)