Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) menggelar Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) 2024 pada Rabu (20/11/2024). Ajang demokrasi mahasiswa ini berlangsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing fakultas dan bertujuan memilih Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM), serta anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Dr. Muktiono, S.H., M.Phil., selaku Ketua Penyelenggara Pemira, menjelaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini menekankan transparansi dan keamanan. Panitia telah menyediakan berbagai kanal informasi untuk publik, termasuk akun Instagram resmi Pemira dan siaran langsung melalui YouTube. Setiap tahapan, mulai dari pendaftaran hingga debat terbuka, disiarkan secara langsung untuk menjamin keterbukaan proses.
Pemira 2024 mengadopsi sistem e-voting sesuai dengan peraturan Rektor Universitas Brawijaya. Sistem ini dikelola oleh Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UB dan dirancang untuk menjamin keamanan data serta memitigasi potensi ancaman siber.
“E-voting dilakukan lewat TPS yang sudah ditentukan di masing-masing fakultas dengan perangkat komputer yang IP-nya telah terdaftar,” ujar Dr. Muktiono. Sistem ini dirancang untuk menghindari anomali seperti penambahan suara ilegal yang pernah terjadi sebelumnya.
Tahun ini, Pemira memiliki 3 pasangan ketua dan wakil EM. Ketiga kandidat ini mencerminkan kolaborasi lintas fakultas yang bertujuan memaksimalkan partisipasi dan menciptakan demokrasi mahasiswa yang jujur, adil, dan damai.
Panitia Pemira telah membentuk tim pengawas untuk memonitor seluruh proses, mulai dari pendaftaran hingga penghitungan suara. Dr. Muktiono mengakui bahwa waktu yang terbatas menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan tahun ini. Namun, evaluasi telah direncanakan untuk memastikan kelancaran Pemira di masa depan.
Untuk mengantisipasi potensi konflik, panitia berkoordinasi dengan tim keamanan internal UB. “Ketegangan pasti ada, karena itu bagian dari dinamika politik. Namun, kami berupaya agar situasi tidak berkembang menjadi konflik serius,” jelasnya.
Selain Pemira tingkat universitas, beberapa fakultas, seperti Fakultas Hukum, FILKOM, Fakultas Kedokteran, dan PSDKU Kediri, juga mengadakan pemilu fakultas secara bersamaan menggunakan teknologi yang sama.
Pemira 2024 diharapkan tidak hanya menghasilkan pemimpin yang kompeten tetapi juga meningkatkan aktivisme mahasiswa di tingkat EM, DPM, maupun organisasi lainnya.
“Tujuan akhirnya adalah menciptakan demokratisasi mahasiswa yang lebih progresif,” ujar Dr. Muktiono.
Dengan transparansi, keamanan, dan partisipasi yang optimal, Pemira 2024 menjadi cerminan komitmen Universitas Brawijaya dalam memupuk nilai-nilai demokrasi di kalangan mahasiswa. (nid/una)