Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

MANUSIA MERDEKA

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 4, 2023
in Ekonomi
0
29
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Misi utama diutusnya para nabi dan rasul adalah memerdekakan manusia dari penyembahan pada sesama makhluk menuju penyembahan hanya semata kepada Allah swt sang maha pencipta. Karena sangatlah tidak rasional seorang manusia menyembah pada manusia, atau manusia menyembah pada sesama makhluk. Sementara makhluk memiliki keterbatasan, bagaimana mungkin manusia menyembah pada yang memiliki keterbatasan dan kelemahan. Logika rasional pengabdian harusnya seorang manusia menyembah pada yang tidak memiliki kelemahan dan kekurangan sedikit pun, dan hal itu hanyalah dimiliki oleh Sang Maha Pencipta yang Maha Sempurna.

Demikianlah yang dilakukan oleh Nabiyallah Ibrahim, yang telah berani memerdekakan dirinya sendiri, memerdekakan alam pikirannya dengan menolak menyembah pada makhluk yang lemah dan terbatas. Sebagaimana diabadikan dalam alquran surat al An’am ayat 74-79. Yang menceritakan bagaimana proses Nabiyallah Ibrahim memerdekakan pikirannya dari penyembahan pada makhluk. 

Rasionalitas Ibrahim mampu memandu cara berpikirnya bahwa bagaimana mungkin seorang manusia yang diciptakan dengan kesempurnaan menyembah berhala yang tak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa memberikan kemanfaatn, kebaikan dan keburukan. Itulah yang diprotes oleh Nabi Ibrahim atas bapak asuhnya atau pamannya, bernama Azar. 

Kemudian Nabi Ibrahim juga melakukan dialog intelektual dengan dirinya sendiri untuk memerdekakan pikirannya, disaat beliau “mencari Tuhan”, dia takjub dikala bintang mampu menyinari malam sehingga sebagian manusia mengagungkannya, tapi rasionalitas akal spiritualnya menolak sebab cahaya sang bintang ternyata redup oleh sinar rembulan. Dan rembulan pun demikian, cahayanya ternyata mampu dikalahkan oleh terang benderangnya mentari, namun mentari pun terbenam dikalahkan oleh sang malam. Sehingga kesimpulan Ibrahim bahwa tidaklah mungkin Tuhan itu terbenam dan memiliki segudang kelemahan, bagi Ibrahim bahwa Tuhan itu haruslah meliputi segalanya, berkuasa dengan kekuasaan yang sepenuhnya. Sehingga ibrahim menyatakan kesimpulan :

إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (QS. Al-An’am : 79)

Ibrahim telah mampu memerdekakan pikirannya untuk menyembah hanya pada Tuhan Yang Esa, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, dan menjauhkan diri dari penyembahan pada sesama makhluk, demikian pulalah yang menjadi misi dari para Nabi dan Rasul lainnya. Semua mereka hanya membawa satu misi yang sama yaitu memerdekakan manusia menuju penyembahan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Risalah Rasulullah Muhammad juga demikian, yaitu hanyalah dalam rangka mengajak atau memerdekakan manusia untuk percaya pada keEsaan Tuhan dan menjauhkan dari mempersekutukannya, atau menyembah pada sesama makhluk. Sehingga kalimat pertama yang diperkenalkan adalah penolakan atau peniadaan (naafii) terhadap segala bentuk penyembahan atas segala apapun yang dipertuhankan dari kalangan makhluk, baik berupa benda maupun materi duniawi lainnya, sepertu berhala, manusia, jin, harta termasuk pikirannya sendiri dan kemudian dipertegas bahwa menyembah hanyalah pada Allah Tuhan Yang Esa, sebagaimana terangkum dalam makna kalimat tauhid sebagai kalimat persaksian (syahadat) :

لا اله الا الله محمد رسول الله

Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.

Sehingga makna kemerdekaan sebenarnya adalah memerdekakan manusia dari penjajahan, yaitu memerdekakan dari ketundukan atas makhluk dengan menegaskan atas kemandirian bahwa menyembah itu hanyalah pada Allah swt semata. Sebagaimana dalam FirmanNya  :

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku. (QS Al-Anbiya’ : 25)

Ayat ini memberikan kesan bahwa dengan diletakkannya ayat ini pada nama surat al Anbiya’ (para nabi) mengesankan sebuah pesan bahwa ujung ajakan dari para nabi dalam berdakwah adalah untuk mentauhidkan Allah swt semata. Artinya para Nabi memiliki misi mulia yaitu untuk memerdekakan manusia dari penyembahan pada sesama makhluk menuju penyembahan hanya pada Allah swt semata.

Sehingga manusia merdeka sejatinya adalah manusia yang dalam peribadatannya tidak terjajah oleh sesama makhluk berupa harta benda duniawi, melainkan hanya kepada Allah swt. Karena itulah Sayyidana Ali k.w. menyatakan bahwa jika seseorang beribadah dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dan pahala maka orang seperti ini belumlah merdeka, melainkan mereka masih tersandera oleh dunia (ibadah tipe pedagang, ibadatut tujjar). Sementara mereka yang beribadah karena diliputi rasa ketakutan yaitu sebab takut akan siksa neraka maka mereka sejatinya adalah orang-orang yang terjajah, ibarat para budak yang tidak memiliki kebebasan dan kemerdekaan. 

Seyogyanya manusia dalam beribadah adalah semata karena rasa syukur yang tinggi sehingga beribadahnya tanpa diliputi kepentingan dunia dan rasa ketakutan apapun, dan dia beribadah hanyalah kepada Allah swt semata maka itulah ciri orang merdeka. Orang yang terbebas dari pengabdian dan penghambaan atas makhluk dan menyerahkan dirinya secara total kepada Allah swt yang maha berkuasa atas alam semesta ini maka inilah sejatinya makna kemerdekaan itu. Dan itulah misi utama dari kerasulan Nabi Muhammad saw, sebagaimana Firman Allah swt  :

قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ

Katakanlah, “Sesungguhnya aku (Muhammad) diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (QS. Az-Zumar : 11)

Untuk itu, jadilah manusia merdeka yaitu manusia yang tunduk patuh semata hanya pada Allah swt dan terbebas dari keterjajahan hawa nafsu dan terlepas dari sandera duniawi. Seorang manusia yang beribadah didasari oleh rasa syukur yang tinggi  atas penciptaan dirinya sehingga sadar sepenuhnya bahwa keberadaannya di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah swt semata dengan tidak mempersekutukanNya.

Semoga diri kita termasuk manusia yang benar-benar merdeka dan selalu mendapatkan bimbinganNya untuk tetap berada di jalanNya yang lurus dan mendapatkan selalu ridho-Nya. Aamiiin

KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar

Post Views: 320
Previous Post

23 Lembaga Kemahasiswaan Fisip Siap Tampung Potensi Maba

Next Post

Darurat Demokrasi dalam Pusaran Disrupsi

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

Darurat Demokrasi dalam Pusaran Disrupsi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Tiga Agenda Strategis Dekan FISIP UB : Inklusivitas, Kolaborasi, dan Dampak Sosial

Tiga Agenda Strategis Dekan FISIP UB : Inklusivitas, Kolaborasi, dan Dampak Sosial

June 17, 2025
Pemimpin Masa Depan Lahir dari Masjid

Pemimpin Masa Depan Lahir dari Masjid

June 17, 2025
Klinik Bisnis Diskopindag Kota Malang Dorong UMKM Naik Kelas

Klinik Bisnis Diskopindag Kota Malang Dorong UMKM Naik Kelas

June 17, 2025
Pelatihan Ecoprint GOW: Ramah Lingkungan, Berdaya Ekonomi

Pelatihan Ecoprint GOW: Ramah Lingkungan, Berdaya Ekonomi

June 17, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023