KANAL24, Malang – Pengelolaan UB Forest yang memiliki luas lebih dari 500 hektar menjadi perhatian serius UB. Dalam rangkaian Dies Natalis UB ke- 62, Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo meluncurkan Aplikasi Pengelolaan Hutan Berbasis Internet of Things (IoT) di UB Forest Resort Sumberwangi, Karangploso, Minggu (24/11/2024). Aplikasi ini merupakan inovasi yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Fakultas Vokasi UB dibawah komando Rachmad Andri Atmoko, S.ST., M.T., Kepala Laboratorium Internet of Things & Human-Centered Design.
Melalui penjelasan tertulisnya dosen yang akrab dipanggil Moko ini menjelaskan bahwa aplikasi ini melibatkan kolaborasi antara Fakultas Vokasi dan Fakultas Pertanian, khususnya Dosen Kehutanan dan pengelola UB Forest, Rifqi Rahmat Hidayatullah, S.Hut., M.Si. Proyek awal ini berfokus pada sistem pengawasan keamanan hutan menggunakan teknologi LoRA (Low Power Long Range). Teknologi LoRA, yang biasanya digunakan untuk transmisi data kecil seperti sensor dan aktuator dalam aplikasi IoT, diterapkan untuk transmisi gambar guna memanfaatkan karakteristik low power dan long range yang cocok untuk lingkungan hutan yang jauh dari sumber listrik dan internet.
‘”Pengembangan aplikasi ini merupakan kolaborasi bersama antara Fakultas Vokasi dan Pertanian menggunakan teknologi LoRA,” kata Moko.
Lebih lanjut, Sistem yang dikembangkan mampu mentransmisikan gambar secara utuh hingga jangkauan 400 meter, sementara data sensor dapat ditransmisikan hingga 1 kilometer. Sistem ini juga mengadopsi protokol MQTT untuk mentransmisikan gambar dengan bandwidth kecil, menjadikannya ideal untuk wilayah minim sinyal 4G. Selain itu, dashboard web interaktif dibuat untuk memudahkan pengelola memantau UB Forest secara real-time dari mana saja.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi ini karena memberikan manfaat dan dampak langsung bagi masyarakat.
“Inovasi ini sangat baik, dan hibah penelitian di UB harus seperti ini, memiliki manfaat langsung untuk institusi. Ke depannya, pengembangan sistem ini dapat dilakukan untuk berbagai manfaat, tidak hanya untuk sistem pengawasan, tetapi juga untuk monitoring parameter lain di hutan yang bermanfaat untuk keilmuan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Unti Ludigdo, berharap kolaborasi lintas disiplin dapat terus diperluas.
“Kami berharap ke depannya sistem ini dapat melibatkan banyak bidang ilmu lain untuk membangun sistem pengelolaan hutan yang lebih handal,” ungkapnya.
Rachmad Andri Atmoko menjelaskan bahwa pengembangan akan terus dilakukan, termasuk menciptakan sistem multinode LoRA untuk meningkatkan jangkauan transmisi data. “Tim kami akan terus mengembangkan prototipe awal ini dengan mencoba membangun sistem multinode LoRA dan berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain untuk mengatasi tantangan lingkungan hutan, seperti konsep packaging dan instalasi yang lebih baik,” jelasnya.