Kanal24, Malang – Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental terus meningkat. Fenomena ini didukung oleh munculnya berbagai opsi layanan terapi digital yang makin inklusif dan mudah diakses. Pandemi COVID-19 menjadi katalisator dalam perubahan ini, menjadikan interaksi digital sebagai kenormalan baru, termasuk di dunia kesehatan.
Saat pandemi melanda, interaksi daring menjadi kebutuhan mendesak. Aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja hingga bersosialisasi, bergeser ke ruang virtual. Transformasi digital di berbagai sektor, termasuk kesehatan mental, mempercepat terciptanya layanan terapi daring yang kini menjadi tren pada 2024.
Platform telemedisin seperti Alodokter dan Halodoc, yang sebelumnya fokus pada kesehatan fisik, kini juga menyediakan konsultasi kesehatan mental. Pasien dapat memilih terapis yang sesuai, menjadwalkan sesi konsultasi, dan melakukan pembayaran secara daring. Popularitas layanan ini meningkat selama pandemi, saat larangan bepergian membuat terapi digital menjadi satu-satunya alternatif bagi banyak orang.
Seiring waktu, platform khusus kesehatan mental seperti Riliv dan Bicarakan mulai dikenal luas. Data GoodStats pada 2022 menunjukkan kedua platform ini menempati urutan teratas dalam popularitas layanan kesehatan mental di Indonesia.
Layanan terapi digital menawarkan berbagai keuntungan yang tidak dimiliki terapi konvensional, antara lain:
- Aksesibilitas Tinggi: Layanan ini dapat diakses dari mana saja selama pengguna memiliki perangkat yang terhubung dengan internet.
- Biaya Terjangkau: Tarif konsultasi daring relatif lebih murah dibandingkan konsultasi langsung di klinik swasta.
- Privasi dan Kenyamanan: Pasien yang merasa malu atau takut berkonsultasi langsung dapat menggunakan layanan ini tanpa tekanan.
Selain konsultasi, aplikasi seperti Calm dan Headspace menyediakan program meditasi, manajemen stres, dan perbaikan pola hidup. Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga mulai digunakan untuk memberikan rekomendasi layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Walau layanan terapi digital memiliki banyak keunggulan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
- Pembiayaan: Hingga saat ini, BPJS belum mendukung layanan kesehatan mental daring.
- Privasi Data: Keamanan data menjadi isu krusial, terutama mengingat belum adanya regulasi khusus untuk telemedisin di Indonesia.
- Akses Internet: Sebagian masyarakat Indonesia belum memiliki akses internet, menghambat mereka untuk memanfaatkan layanan ini.
Meski tantangan tetap ada, terapi digital telah membuka jalan baru dalam mendukung kesehatan mental masyarakat. Dengan kesadaran yang terus meningkat dan inovasi teknologi yang berkembang pesat, layanan ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak orang dan memberikan solusi yang efektif bagi mereka yang membutuhkan.
Sebagai catatan penting, akses layanan kesehatan mental, baik daring maupun luring, tidak perlu dianggap tabu. Dengan memanfaatkan berbagai opsi yang tersedia, setiap individu dapat mengambil langkah untuk menjaga kesehatan mentalnya demi kualitas hidup yang lebih baik. (nid)