Kanal24, Malang – Teguh Wahyudi, alumni Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB), kini dikenal sebagai Presiden Direktur Sariraya Group Japan. Teguh memulai langkah wirausahanya dari nol dan berhasil membawa perusahaan makanan halal asal Indonesia menjadi salah satu yang terkemuka di Jepang. Dengan semangat dan kerja keras, ia membangun berbagai unit bisnis yang kini menjadi tulang punggung distribusi produk halal di Negeri Sakura.
Perjalanan Teguh sebagai wirausahawan dimulai saat kuliah semester lima di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Melalui program Praktik Kerja Lapang (PKL) di Batu, ia melakukan analisis agribisnis apel dan stroberi. Kala itu, Teguh dan timnya mendapatkan tawaran dari petani untuk membeli apel langsung dari kebun. Namun, sebagai mahasiswa yang masih terbatas secara finansial, hal itu semula terasa mustahil.
“Waktu itu kami tidak punya modal, pasar, atau pengalaman. Tapi alhamdulillah, saya dan teman-teman memberanikan diri mengambil peluang tersebut,” ungkapnya. Teguh mulai memasarkan apel dengan strategi konsinyasi ke toko-toko buah di Malang. Tidak berhenti di situ, ia juga melihat potensi besar pada stroberi yang sering dijual murah ke tengkulak.
“Petani biasa menjual stroberi Rp6.000 per kilogram. Saya menawarkan harga Rp18.000, dengan syarat hanya stroberi berkualitas terbaik yang dijual ke saya. Petani senang karena harga lebih tinggi, dan saya juga diuntungkan karena produk berkualitas ini mudah laku di pasar,” cerita Teguh.
Dari hasil kerja kerasnya, Teguh berhasil mengembangkan bisnis hingga mencapai 60 outlet di Malang Raya. Namun, tantangan terus berdatangan. Ketika musim panen apel dan stroberi berakhir, Teguh harus mencari produk lain untuk menjaga bisnisnya tetap berjalan. Ia kemudian beralih ke bisnis keripik tempe, jagung, dan makanan ringan lain yang diproduksi oleh UMKM di Malang. Produk tersebut ia kemas ulang dengan merek “Fresh Green” dan dipasarkan secara luas.
Pada 2003, Teguh memutuskan melanjutkan pendidikan dan memperluas jaringan bisnisnya ke Jepang. Di tahun 2005, ia mendirikan Sariraya Corporation di Nagoya. Perusahaan ini menjadi pionir di bidang distribusi, produksi, dan impor makanan halal di Jepang.
“Waktu itu saya melihat peluang besar. Jepang mulai membuka diri terhadap produk halal, tapi belum ada pemain besar yang serius masuk. Saya merasa ini kesempatan emas untuk mengenalkan produk Indonesia,” jelas Teguh.
Melalui Sariraya Corporation, Teguh mengimpor makanan halal dari Indonesia seperti tempe, bakso, dan aneka makanan ringan. Ia juga memproduksi berbagai makanan halal di Jepang, termasuk mendirikan pabrik tempe dan bakso, restoran halal, hingga jaringan waralaba Halal Fried Chicken.
Pada 2019, Teguh memperluas usahanya dengan mendirikan Sinergi Cinta Mulia di Sidoarjo. Perusahaan ini bertugas sebagai konsolidator untuk mengekspor produk-produk unggulan Indonesia ke Jepang. Teguh juga mendirikan Japan Halal Global untuk mendukung distribusi produk halal di Jepang, serta Ombilin Japan yang berfokus pada produk selain makanan.
Tidak hanya berfokus pada bisnis, Teguh juga memperhatikan kebutuhan komunitas Muslim di Jepang. Ia mendirikan Islamic Center yang menjadi tempat ibadah, edukasi, dan pusat kegiatan sosial. Sariraya Group juga kerap mengadakan seminar dan workshop terkait sertifikasi halal, membantu UMKM di Indonesia agar produknya dapat menembus pasar Jepang.
“Kami ingin mendukung komunitas Muslim di Jepang agar lebih mudah mendapatkan makanan halal. Selain itu, kami juga membuka peluang bagi UMKM Indonesia untuk berkembang di pasar internasional,” ungkapnya.
Teguh mengakui bahwa pengalaman selama di Universitas Brawijaya menjadi fondasi kuat bagi perjalanan kariernya. Selain aktif berorganisasi, ia juga banyak belajar dari dosen dan seniornya di Malang. Semangat untuk terus belajar dan berinovasi inilah yang menjadi kunci keberhasilannya.
“Semasa kuliah, saya tidak hanya belajar di kelas, tapi juga mencoba banyak hal. Pengalaman berbisnis sejak mahasiswa membantu saya menghadapi berbagai tantangan ketika mendirikan Sariraya,” katanya.
Sebagai pengusaha, Teguh juga memberikan pesan kepada generasi muda, terutama mahasiswa, agar tidak takut untuk memulai usaha sejak dini.
“Kesuksesan itu dimulai dari langkah kecil. Jangan takut gagal. Justru dari kegagalan, kita belajar untuk menjadi lebih baik,” ujar Teguh.
Ke depan, Teguh berencana untuk memperluas jaringan bisnis halal ke negara lain, selain Jepang. Ia juga ingin meningkatkan kerja sama dengan pelaku usaha di Indonesia agar lebih banyak produk lokal yang dikenal di kancah global.
“Visi saya adalah membawa nama Indonesia semakin harum melalui produk-produk halal yang berkualitas. Kami juga ingin terus mendukung pertumbuhan UMKM di tanah air,” pungkasnya.
Perjalanan Teguh Wahyudi dari mahasiswa yang berjuang menjual apel di Malang hingga menjadi CEO perusahaan halal internasional adalah bukti bahwa semangat, kerja keras, dan inovasi dapat membawa perubahan besar. (nid/una)