KANAL24, Malang – Berawal dari keprihatinan terhadap lingkungan sekitar pabrik yang kotor akibat limbah pewarna sintetis masuk ke selokan warga, 3 mahasiswi Fakultas Tekonologi Pertanian Universitas Brawijaya berhasil memperoleh medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2019 di Universitas Udayana Bali. Mereka adalah Christina Ekawati Halim, Kezia Abib Yerah Tjandra, dan Venisa Yosephi dibawah bimbingan dosen Agustin Krisna Wardani, STP., M.Si., Ph.D.
Kepada kanal24, ketiga mahasiswi tersebut menceritakan tentang judul PKM Penelitian Eksakta yang mereka ambil yakni, Biodegradasi dan Detoksifikasi Limbah Pewarna Sintetis Azo Menggunakan Imobilisasi Konsorsium Bakteri.
“Teknologi yang kami ini menggunakan kumpulan empat bakteri yaitu Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa. Kita pakai metode biologis imobilisasi, yang mana menggunakan 4 bakteri tersebut untuk dicampurkan dan memperangkap ke suatu matrix/bahan yang disebut konsorsium bakteri,” terang Christina ketika berkunjung ke kantor kanal24.co.id.
Bakteri dibeli dari Fakultas Kedokteran berupa kultur murni, sedangkan untuk alatnya dibuat manual.
“Jadi, kami mentreatment bagaimana limbah tekstil yang warnanya pekat menjadi bening. Metode ini membuat bakteri yang telah diperangkap lebih stabil dan tidak bisa keluar dari bahan itu karena mereka dikurung. Sehingga, untuk pemisahan bakteri dari limbah lebih mudah. Contohnya, jika warna limbah kepekatannya sudah berkurang, maka bakteri-bakteri tersebut bisa diambil kembali untuk dimasukkan ke limbah baru,” lanjut Kezia.
Lebih lanjut menurut Venisa, dengan menggunakan metode biologis ini, menghasilkan limbah yang ramah lingkungan, mudah untuk dipisahkan antara konsorsium bakteri dan limbah, dan bisa digunakan kembali bakterinya ke limbah baru hingga beberapa siklus. Teknologi ini sudah diuji coba ke industri jeans di Kota Malang dan ada kemungkinan bisa juga digunakan di industrI tekstil rumahan.
“Manfaat hasil penelitian kami adalah dapat digunakan sebagai teknologi alternative untuk mentreatment limbah pewarna tekstil dikarenakan treatment secara fisik tidak dapat menghilangakan kandungan limbah yang beracun ecara efektif, karena menggunakan metode kimia yang menghasilkan bahan kimia tidak ramah lingkungan,” pungkasnya. (meg)