Kanal24, Malang – Urgensi penelitian yang berorientasi pada keberlanjutan dan pemanfaatan limbah kini semakin mendesak di tengah meningkatnya kebutuhan akan inovasi produk pangan. Salah satu terobosan terbaru datang dari Ria Dewi Andriani, S.Pt., M.P., melalui disertasi doktoralnya yang berjudul “Karakterisasi Enzim Lipase dari Viscera Ikan Berbeda Habitat dan Aplikasinya untuk Hidrolisis Minyak Ikan sebagai Pengemulsi Dairy Creamer”.
Dalam sidang yang berlangsung pada Selasa (14/1/2025), Ria mempresentasikan bagaimana limbah viscera ikan dapat dimanfaatkan menjadi bahan bernilai tinggi sebagai pengemulsi pangan.
Ria menjelaskan bahwa enzim lipase yang digunakan dalam penelitiannya diekstraksi dari limbah viscera ikan, yaitu bagian jeroan yang biasanya tidak termanfaatkan.
“Selama ini, limbah viscera ikan hanya digunakan untuk pakan ternak. Padahal, di dalamnya terdapat biomolekul bernilai tinggi seperti enzim lipase. Melalui proses ekstraksi dan purifikasi, enzim ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pengemulsi, yang salah satunya digunakan pada dairy creamer,” ungkap Ria.
Inovasi untuk Produk Pangan Lebih Sehat
Penelitian ini tidak hanya fokus pada keberlanjutan, tetapi juga pada peningkatan kualitas produk pangan. Ria menekankan bahwa minyak ikan yang digunakan dalam proses hidrolisis memiliki keunggulan kandungan omega-3, seperti DHA dan EPA, yang bermanfaat bagi kesehatan.
“Pengemulsi dari minyak ikan ini memberikan nilai tambah pada dairy creamer, baik dari segi cita rasa maupun kandungan gizinya,” tambahnya.
Ria juga memaparkan bahwa enzim lipase dari viscera ikan memiliki keunggulan adaptif terhadap suhu dingin, menjadikannya cocok untuk pengolahan pangan yang memerlukan stabilitas tinggi. Berbeda dengan enzim lipase dari mikroba, enzim ini tidak memerlukan perlakuan khusus, sehingga lebih efisien dalam aplikasi industri.
Potensi Riset untuk Komersialisasi
Sementara itu, promotor disertasi, Prof. Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS., IPU, memberikan apresiasi tinggi terhadap penelitian ini. “Penelitian ini sangat menarik karena berhasil mengangkat potensi limbah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Aplikasi pada dairy creamer juga membuka peluang besar untuk diversifikasi produk olahan susu,” ujarnya.
Prof. Lilik menambahkan bahwa teknologi enzimatis yang digunakan dalam penelitian ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut karena reaksinya aman dan tidak meninggalkan residu berbahaya.
Hasil Penelitian dan Implikasi
Penelitian ini mencakup tiga tahap utama, yaitu ekstraksi dan karakterisasi enzim lipase dari viscera ikan, hidrolisis minyak ikan menggunakan enzim tersebut, serta aplikasi minyak ikan terhidrolisis sebagai pengemulsi pada dairy creamer.
Hasilnya menunjukkan bahwa minyak viscera ikan mengandung komposisi omega-3 yang signifikan, dengan DHA sebesar 16,15% dan EPA sebesar 3,53%. Penggunaan minyak viscera terhidrolisis sebagai pengemulsi mampu meningkatkan stabilitas emulsi pada produk dairy creamer.
Meski demikian, tantangan tetap ada dalam proses purifikasi dan pengembangan skala produksi untuk memenuhi kebutuhan industri. “Kami berharap penelitian ini dapat dihilirisasi lebih lanjut menjadi produk komersial, yang tidak hanya mendukung diversifikasi produk susu, tetapi juga menjadi solusi keberlanjutan dalam pengolahan limbah,” harap Ria.
Dengan potensi besar untuk dikomersialisasi, penelitian ini menjadi langkah penting dalam pengembangan teknologi pangan berbasis keberlanjutan. Di tengah meningkatnya permintaan akan produk pangan sehat dan ramah lingkungan, inovasi seperti ini dapat menjadi jawaban atas tantangan masa depan.
“Penelitian tidak pernah berhenti. Selalu ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut,” ujar Prof. Lilik.
Penelitian Dr. Ria Dewi Andriani ini membuktikan bahwa limbah dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi, sekaligus mempertegas pentingnya kolaborasi antara riset akademik dan kebutuhan industri.(din/yor)