Kanal24, Malang – SMP Negeri 3 Malang mengadakan workshop membatik bagi siswa kelas 8 sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya lokal dan mengembangkan kreativitas generasi muda. Kegiatan yang menjadi bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini mengusung tema batik. Batik Malangan dikenal juga sebagai salah satu ikon budaya Kota Malang selain Topeng Malangan. (16/01/2025).
Roudhotul Jannah, Guru SMPN 3 Malang, menyampaikan bahwa pemilihan tema batik bertujuan mengenalkan dan menanamkan kecintaan siswa terhadap budaya daerah. “Kami mengambil tema batik karena selain topeng, batik juga menjadi ikon Kota Malang. Ke depannya, motif topeng malangan akan diintegrasikan ke dalam kreasi batik siswa,” ujarnya.
Melalui workshop ini, sekolah berharap para siswa dapat menyalurkan kreativitas mereka sekaligus memahami bahwa batik merupakan warisan budaya Nusantara yang telah diakui dunia melalui UNESCO. “Target dari acara ini adalah agar anak-anak tahu akan budaya yang ada di Kota Malang dan memahami bahwa batik adalah ikon yang sudah dikenal secara global,” tambah Roudhotul Jannah.
Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun dan menjadi wadah bagi siswa untuk berkreasi serta memahami proses pembuatan batik. Roudhotul Jannah berharap workshop ini dapat menumbuhkan semangat bersaing dan kreativitas siswa dalam mengembangkan motif batik khas Malang yang dapat dikenal di kancah internasional.
Senada dengan hal tersebut, Muhammad ‘Afaf Hasyimy, M.Pd., sebagai pemateri dari workshop turut mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah penting dalam melestarikan budaya lokal. “Ini kegiatan yang sangat penting karena siswa adalah generasi penerus yang harus melestarikan budaya, terutama di Kota Malang. Saat ini, jumlah pembatik di Malang sudah meningkat dengan lebih dari 100 pembatik aktif, menurut data dari Asosiasi Batik Kota Malang,” jelasnya.
Dalam workshop ini, siswa diperkenalkan pada berbagai teknik membatik, seperti batik tulis dan batik cap. Muhammad ‘Afaf Hasyimy menekankan bahwa selain mengenal kearifan lokal, siswa juga diharapkan memahami proses berwirausaha melalui batik. “Saya berharap banyak wirausahawan muda di bidang kesenian tradisional dapat tumbuh dari kegiatan ini,” harapnya.
Dengan adanya workshop ini, SMP Negeri 3 Malang menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada generasi muda. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menumbuhkan kreativitas siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk menjadi pelestari dan pengembang budaya Indonesia di masa depan. (fan)