KANAL24, Malang – Badan Usaha Akademik (BUA) UB terus berbenah untuk mengembangkan aspek usahanya. Kali ini giliran Sentra Inovasi dan Industri (SII) sebagai salah satu unit usaha milik BUA berkesempatan memperoleh dana dari DIKTI, untuk mendirikan teaching industry jagung baik benih maupun olahannya. Untuk mendukung program tersebut, diselenggarakan workshop penyusunan Good Manufacturing Practices (GMP), Standard Operating Procedure (SOP), serta Tata letak dan Spesifikasi Mesin Peralatan.
Workshop digelar selama 2 hari, mulai tanggal 21/9-22/9/2019, bertempat di Meranti Meeting Room Hotel Grand Cakra Malang. Workshop dibuka oleh wakil Direktur BUA, Tri Wahyu Nugroho, SP., M.Si. Saat membuka workshop ini, Tri Wahyu berharap, langsung ada eksekusi setelah workshop berakhir.
“Nantinya, output dari program ini selain sebagai tempat teaching industry, juga bisa menjadi tempat uji kompetensi untuk teman-teman dari FP yang sudah melakukan pembahasan untuk kurikulum yang baru. Bukan hanya itu, kalau nanti GMP nya jadi, juga bisa dijadikan tempat uji kompetensi GMP, untuk sertifikasi baik bagi mahasiswa FTP atau yang lain,” paparnya.
Tri Wahyu melanjutkan, bahwa minggu lalu Kemenristekdikti mengadakan monev di BUA. Hasil dari monev tersebut, salah satu requirement yang diperhatikan adalah adanya GMP yang harus disiapkan oleh perusahaan instansi kedepan. Ini mutlak wajib dipenuhi untuk program Inovasi industri.
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Seperti, aspek keselamatan, aspek identitas, aspek kerja, dsb.
Demi terwujudnya syarat dari Kemenristekdikti diatas, dosen FP UB tersebut meminta sinergitas antar elemen yang hadir pada workshop ini, mulai dari tim ahli, staf, dan yang lain. Selesai acara diharapkan muncul draft dokumen yang bisa menjadi bekal untuk eksekusi.
“Tidak ada lagi kekhawatiran, nantinya pabrik ini akan jadi museum. Jangan lagi ada kekhawatiran seperti itu, kita harus bisa produksi. Kita kawal bersama dana dari DIKTI ini, untuk menjaga nama baik Brawijaya,” pungkas Tri Wahyu.(sdk)