Kanal24, Malang – Tren media sosial #KaburAjaDulu belakangan menjadi sorotan publik. Berdasarkan analisis Drone Emprit, tren ini mencapai puncak popularitas pada 6 Februari 2025 dengan lebih dari 4.000 unggahan di platform X. Tagar ini menggambarkan respons masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap tekanan hidup yang dihadapi di Indonesia.
Sebagian besar pengguna tagar #KaburAjaDulu adalah netizen berusia 19-29 tahun (50,81%), diikuti oleh kelompok di bawah usia 18 tahun (38,10%). Unggahan terkait tren ini mencakup pencarian informasi lowongan kerja, tips persiapan keberangkatan, serta perbandingan kualitas hidup di Indonesia dan luar negeri.
Tagar #KaburAjaDulu pertama kali muncul pada September 2023 dan didominasi oleh diskusi dari kalangan anak muda yang bergerak di sektor teknologi. Tren ini kembali populer pada awal 2025, seiring dengan meningkatnya tekanan ekonomi, inflasi, dan berbagai tantangan sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Untuk menangani tren ini, Drone Emprit mengidentifikasi beberapa rekomendasi untuk pemerintah. Peningkatan kualitas pendidikan menjadi salah satu solusi utama agar generasi muda memiliki keterampilan yang relevan dan dapat bersaing di pasar kerja. Selain itu, dukungan kewirausahaan diharapkan mampu mendorong munculnya lapangan kerja baru yang berkelanjutan.
Upaya lain yang dinilai penting adalah menciptakan peluang kerja berkelanjutan di dalam negeri, sehingga generasi muda tidak merasa harus mencari peluang ke luar negeri. Pemerintah juga perlu memperbaiki akses informasi dan jaringan, memastikan masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang pekerjaan dan pengembangan keterampilan.
Partisipasi anak muda dalam pengambilan keputusan juga menjadi aspek penting yang harus ditingkatkan. Dengan melibatkan generasi muda dalam kebijakan publik, pemerintah dapat lebih memahami kebutuhan mereka dan menciptakan kebijakan yang lebih inklusif.
Tren #KaburAjaDulu dinilai berpotensi menyebabkan brain drain, yakni kehilangan talenta muda yang potensial. Laporan Global Livability Index menempatkan Jakarta di peringkat 139 dari 173 kota besar dunia, menunjukkan rendahnya kualitas hidup di Indonesia, termasuk transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
Langkah-langkah perbaikan tata kelola pemerintahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi kunci penting dalam menjaga agar talenta muda tetap berkontribusi di dalam negeri. Perubahan ini tidak hanya akan mengurangi keinginan generasi muda untuk meninggalkan Indonesia tetapi juga memperkuat daya saing negara secara keseluruhan.(din)