KANAL24, Malang – Budidaya tanaman secara hidroponik sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Budidaya menanam ini adalah dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Dosen biologi UIN Malang, Ruri Siti Resmisari saat memberikan pelatihan hidroponik kepada Dharma wanita FTP UB dan komite SMPN 25 Malang hari ini (27/9/2019) di FTP UB mengungkapkan bahwa kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya tanah.
Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok untuk diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Kelebihan menanam dengan hidroponik adalah penggunaan lahan yang lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, serta pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
Selain keunggulan diatas, juga terdapat beberapa kekurangan, diantaranya model menanam ini membutuhkan modal yang besar, kemudian pada kultur substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil dari pada media tanah sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stress yang serius.
Hidroponik memiliki 5 sistem, yaitu :
1. Wick system
Sistem ini merupakan model hidroponik yang paling sederhana, yaitu menggunakan sumbu yang menghubungkan pot tanaman dengan media larutan nutrisi.
2. Nutrient Film Technique (NFT)
Larutan nutrisi secara terus menerus dialirkan mengenai akar tanaman dengan menggunakan pipa PVC dan pompa dengan teknik sirkulasi.
3. Deep Water Culture (DWC)
Tanaman dibuat mengapung pada larutan nutrisi sehingga akar tanaman terendam terus menerus. Penggunaan pompa hanya untuk menghasilkan oksigen di dalam larutan nutrisi.
4. Drip System
Sistem ini menggunakan 2 buah container terpisah yaitu bagian atas dan bawah. Kontainer atas untuk tanaman dan bawah untuk larutan nutrisi. Larutan nutrisi dipompa naik untuk menyiram batang tanaman. Kemudian, larutan sisa akan turun ke kontainer bawah setelah melewati media tanam dan akar tanaman.
5. Ebb and flow systems (Flood dan Drain System)
Pengaturan sistem ini mirip dengan sistem infus, yang mana ada dua kontainer. Satu diatas berisi tanaman dalam pot dengan substrat dan yang ada di bagian bawah mengandung larutan nutrisi. Pemberian nutrisi untuk tanaman dilakukan dengan sistem pasang surut, yaitu bergantian memenuhi kontainer atas dengan larutan nutrisi, kemudian mengosongkan larutan nutrisi dan kembali ke kontainer bawah. (meg)