Kanal24, Malang – Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) berhasil menyelesaikan proses akreditasi internasional yang dilaksanakan oleh The Accreditation Agency for Study Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics (ASIIN) pada Kamis, (20/2/2025). Akreditasi ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dan membawa program studi ini ke tingkat global.
Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, Wakil Rektor Bidang Akademik UB, menyatakan bahwa Universitas Brawijaya memberikan dukungan penuh terhadap proses akreditasi ini. Menurutnya, dalam rangka memastikan Departemen PWK tetap kompetitif di tingkat internasional, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Penyiapan kurikulum yang memenuhi standar internasional adalah salah satu aspek yang sangat penting. Selain itu, infrastruktur seperti fasilitas laboratorium dan riset juga harus memiliki kualifikasi internasional. Tidak kalah pentingnya adalah memastikan bahwa dosen dan tenaga pengajar memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar global, baik dalam hal pendidikan maupun penelitian.
“Sumber daya manusia, infrastruktur, dan ekosistem pendukung harus memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kinerja program studi di level internasional,” ujar Prof. Imam.
Sementara itu, Prof. Ir. Hadi Suyono, S.T., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC, Dekan Fakultas Teknik UB, menambahkan bahwa Fakultas Teknik telah melakukan persiapan yang sangat baik dalam rangka akreditasi internasional. Strategi yang telah dirancang oleh FT UB adalah setelah meraih akreditasi unggul, langkah selanjutnya adalah memperoleh akreditasi internasional.
Fakultas Teknik memberikan perhatian khusus pada kurikulum yang harus sesuai dengan standar internasional, seperti yang disarankan oleh ASIIN. Salah satu hal utama yang harus diperhatikan adalah outcome, atau hasil yang diharapkan dari setiap program studi.
“Outcome harus didefinisikan dengan baik, sesuai dengan standar internasional yang telah ditetapkan, seperti Washington Accord, Sydney Accord, dan Dublin Accord,” ujar Prof. Hadi. Selain itu, penguasaan terhadap body of knowledge yang sesuai dengan tuntutan global juga menjadi prioritas.
Untuk memastikan Departemen PWK dapat beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, FT UB juga telah memasukkan topik-topik mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI) dan smart city ke dalam kurikulum. Hal ini sangat relevan dengan bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, di mana teknologi modern sangat berperan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan perkotaan.

Salah satu upaya yang dilakukan Fakultas Teknik untuk meningkatkan kualitas dosen adalah dengan memastikan bahwa hampir 60-70% dosen di departemen tersebut sudah memiliki gelar Ph.D. “Kami juga mendorong dosen yang belum memiliki gelar Ph.D. untuk melanjutkan studi mereka, dan memberikan sertifikasi sesuai dengan kompetensinya,” tambah Prof. Hadi.
Fakultas Teknik juga menyediakan berbagai program hibah penelitian untuk mendukung pengembangan akademik dosen. Salah satunya adalah hibah kolaborasi internasional yang memungkinkan dosen untuk bekerja sama dengan institusi global dalam bidang penelitian. Ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah dan kontribusi penelitian yang berdampak di tingkat internasional.
Dengan adanya akreditasi internasional ASIIN, FT UB berharap dapat meningkatkan daya saing Departemen PWK di tingkat global. Pengakuan internasional ini diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi mahasiswa dan alumni untuk berkarir di dunia internasional, sekaligus memperkuat posisi Fakultas Teknik sebagai salah satu fakultas terkemuka di Indonesia.
“Akreditasi internasional ini bukan hanya sebuah capaian, tetapi juga merupakan langkah awal untuk membawa program studi ini menuju masa depan yang lebih cerah. Kami berharap ini dapat menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di FT UB,” ujar Prof. Imam Santoso. (fan)