Kanal24, Malang – Dari ide menjadi buku, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) membekali mahasiswa dengan keterampilan penulisan dan penerbitan dengan menyelenggarakan Workshop Penulisan Buku dan Penerbitan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada Jumat (21/2/2025).
Acara ini bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan menulis dan penerbitan yang berorientasi pada pengakuan HKI. Workshop menghadirkan tiga pembicara, yaitu Prof. Dr. Moh. Fadli, S.H., M.Hum., Guru Besar FH UB; Andung Eko Wijayanto, S.Sos., dan Abdur Rahim, S.S., M.Pd., dari Intrans Publishing.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 lembaga kemahasiswaan FH UB, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), berbagai Lembaga Otonom (LO) dan Lembaga Semi Otonom (LSO), serta perwakilan dari program pascasarjana.

Wakil Dekan FH UB Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, Dr. Muktiono, S.H., M.Phil., dalam sambutannya menjelaskan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk mengembangkan potensi mahasiswa di bidang literasi hukum.
“Workshop ini bertujuan untuk membekali teman-teman di organisasi mahasiswa supaya memiliki kapasitas dalam menerbitkan buku yang bisa mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI),” ujar Dr. Muktiono.
Ia menambahkan bahwa workshop ini tidak hanya sekadar kegiatan sehari, tetapi memiliki tindak lanjut berupa pendampingan intensif. “Kami sudah membentuk tim asistensi dari dosen. Tim ini akan mengawal mahasiswa hingga naskah yang mereka tulis benar-benar diterbitkan dan mendapatkan HKI,” jelasnya.
Salah satu fokus dalam workshop ini adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya originalitas ide dalam penulisan buku. Dr. Muktiono menekankan bahwa gagasan yang lahir dari kegiatan kemahasiswaan sering kali memiliki perspektif baru dan potensial untuk diterbitkan.
“Dari kegiatan mahasiswa seperti diskusi dan dinamika organisasi, sering muncul ide-ide baru yang bisa menjadi substansi buku dengan nilai perspektif yang unik. Inilah yang membuat naskah lebih menjanjikan untuk diterbitkan,” ujarnya.
Selain itu, workshop ini juga membuka peluang bagi peserta untuk langsung mengajukan naskah mereka. “Jika mereka sudah memiliki naskah yang memenuhi kriteria, proses penerbitan bisa dilakukan lebih cepat melalui bimbingan dari pihak internal,” tambah Dr. Muktiono.
Namun, Dr. Muktiono mengakui bahwa tantangan dalam menulis dan memperoleh HKI cukup kompleks. Salah satunya adalah kebiasaan mahasiswa yang lebih terbiasa dengan laporan atau liputan, dibandingkan dengan karya tulis yang mendalam dan berperspektif baru.
“Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menggali ide dari pengalaman mereka sendiri. Dengan demikian, buku yang dihasilkan tidak hanya original tetapi juga relevan dengan dinamika hukum dan sosial,” kata Dr. Muktiono.
Workshop ini disambut antusias oleh para peserta yang merasa kegiatan ini memberikan wawasan baru dalam dunia literasi hukum. Selain memberikan bekal teknis, acara ini juga memperluas jaringan mahasiswa dengan para pakar di bidang penulisan dan penerbitan.
Ke depan, FH UB berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi tradisi tahunan yang konsisten untuk mendorong mahasiswa lebih produktif di bidang literasi. Dengan pendampingan yang terstruktur, diharapkan karya-karya mahasiswa FH UB tidak hanya diakui di tingkat nasional tetapi juga internasional. (din/bel)