KANAL24, Malang – Memasuki usia ke 16 tahun atau dwi windu FISIP UB berdiri. Tahun ini, perayaan dies natalies salah satu fakultas muda tersebut mengambil tema harmoni nusantara. Tema ini diambil, bertepatan dengan tragedi papua yang terjadi di Malang. FISIP merasa terpanggil untuk membuat acara dalam rangka merekatkan persatuan bangsa.
Kanal24 berkesempatan mewawancarai langsung ketua pelaksana dies natalies dwi windu FISIP UB, Dr. M. Lukman Hakim, S.P., M.Si seusai acara kuliah umum “Agama dan Perdamaian” senin (7/10/2019) di FISIP.
“Tema harmoni nusantara ini, kita berangkat dari kasus yang papua kemarin yang pemantik persoalannya di Malang. Kami sebagai bagian dari Kota Malang merasa terpanggil untuk membuat acara, bagaimana kita bisa merekatkan sebagai bangsa,” terang Lukman.
“Kita akan mengumpulkan organisasi-organisasi mahasiswa daerah, termasuk papua. Kita akan ajak sumpah lagi karena sudah lama tidak sumpah yang disaksikan oleh wagub jatim, walikota, dan Prof. Haryono dari BPIP,” lanjutnya.
Selain itu, juga akan digelar lomba foto wajah nusantara. Peserta diminta untuk memotret wajah-wajah orang seluruh Indonesia yang ada di Malang, harapannya agar terbiasa dengan perbedaan. Sehingga harmoni akan muncul.
Rangkaian dies natalies dwi windu FISIP dimulai hari senin (7/10/2019) dengan digelarnya kuliah tamu menghadirkan presiden AMAN internasional, Prof. Azyumardi. Kemudian, rangkaian acara akan berlangsung sampai 26/11/2019 mendatang yang juga akan ada seminar internasional terkait dengan perdamaian.
“Harapan 16 tahun fisip berdiri, kita lebih dapat mengenali potensi dan kemampuannnya yang selama ini belum bisa disampaikan secara jelas. Moment kali ini, kita berusaha menggandeng semua pihak agar semua potensi bisa dimulai di publikasikan, karena banyak sekali dosen-dosen muda yang baru datang dari studi lanjut, itu membuat rasa optimisme saya meningkat. FISIP adal ikon visi dari social political entrepreneurship,” tutup dosen HI FISIP UB itu. (meg)