Kanal24, Malang – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, melakukan peninjauan langsung terhadap normalisasi drainase di Jalan Soekarno Hatta. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya curah hujan yang diprediksi terjadi pada Sabtu lalu, yang menyebabkan meluapnya bozem di kawasan Tunggulwulung.
Dalam keterangannya, Wahyu menjelaskan bahwa perencanaan normalisasi drainase di Kota Malang didasarkan pada masterplan drainase yang telah disusun sejak 2022.
“Kami menggunakan masterplan drainase sebagai dasar dalam menangani permasalahan banjir. Hal ini kami mulai ajukan saat saya menjabat sebagai Pj Wali Kota. Semua kegiatan memiliki perencanaan matang agar hasilnya efektif,” ungkap Wahyu.
Bozem di Tunggulwulung yang berkapasitas maksimal 3.800 meter kubik menjadi salah satu fasilitas yang dirancang untuk mengantisipasi air kiriman dari daerah hulu. Meski demikian, intensitas hujan yang sangat tinggi menyebabkan bozem tersebut meluap.
“Jika intensitas hujan melebihi rata-rata, risiko banjir pasti terjadi,” tambahnya.
Wahyu juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran drainase. Ia menemukan banyak sampah, termasuk botol plastik dan bahkan kasur, yang menyumbat saluran air.
“Pemerintah berupaya semaksimal mungkin, tetapi tanpa dukungan masyarakat, kami tidak dapat menyelesaikan masalah banjir ini sendirian,” tegasnya.
Selain normalisasi saluran, Pemkot Malang juga akan menertibkan bangunan yang berdiri di atas saluran air, terutama di sepanjang Jalan Soekarno Hatta.
“Kami tidak ingin langsung membongkar, tetapi bertahap dan melalui pendekatan kemanusiaan. Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan agar mereka memahami pentingnya langkah ini untuk kepentingan bersama,” jelas Wahyu.
Wali Kota juga menyoroti perlunya kolaborasi antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu dalam menyusun rencana tata ruang yang seimbang. Menurutnya, penyelesaian masalah banjir memerlukan kerja sama lintas wilayah dan dukungan dari pemerintah provinsi maupun pusat.
Wahyu berharap, langkah normalisasi ini dapat mengurangi genangan banjir, seperti yang telah terlihat di kawasan Sawojajar.
“Dulu genangan bisa mencapai 80-100 cm dan bertahan hingga 2 jam, sekarang sudah berkurang menjadi hanya sekitar 30 menit,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat dan media untuk terus memberikan dukungan positif agar upaya penanganan banjir di Kota Malang dapat berjalan lancar.
“Kami berupaya maksimal untuk mencari solusi terbaik tanpa mengorbankan masyarakat Kota Malang,” pungkasnya.(din/rey)